Yogyakarta, Suarabuana.com_
Dalam sebuah tayangan video, penceramah Bahar Smith yang viral di media sosial, terlihat berorasi membakar massa untuk melakukan jihad. Sekelompok massa di Madura dengan membawa celurit dan senjata tajam lainnya mendukung orasi Bahar Smith untuk menangkap seseorang yang dianggap musuh ulama.
Menanggapi video tersebut, Ketua Umum Ormas Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) Gus Wal menyayangkan aksi provokasi radikal masih terjadi.
“Bahar Smith berulah lagi memprovokasi masa untuk menangkap Fuad dengan mengatas namakan Agama. Aksi yang menjurus radikal tersebut sangat membahayakan persatuan dan kerukunan umat. Ancaman dengan menggunakan senjata tajam sudah seharusnya ditindak tegas oleh aparat, karena berpotensi besar melahirkan bentrokan fisik yang menimbulkan korban jiwa” ungkap Gus Wal kepada awak media.
Gus Wal berharap mimbar ceramah lebih mengedepankan syiar kerukunan antar umat beragama, menyejukkan dan mendamaikan jamaah yang hadir. Bukan sebaliknya.
“Ceramah marah-marah hanya akan melahirkan masalah baru, mimbar dakwah bukan tempat memprovokasi massa untuk bertengkar dengan alasan apapun. Bahar Smith bukan penceramah, tetapi provokator adu domba antar golongan yang membahayakan bangsa” imbuh Gus Wal.
PNIB dalam setiap aksinya selalu mengedepankan aksi damai dalam merespon isu-isu perselisihan antar golongan. Hal tersebut menurut Gus Wal lebih penting dilakukan daripada membakar emosi massa yang akan memperkeruh situasi.
“Kami melawan Wahabi, Khilafah, radikalisme dan terorisme dengan aksi damai. Kirab merah putih, bhakti sosial dan dialog diskusi antar golongan dalam rangka mengembalikan kecintaan kita pada bumi pertiwi, budaya dan kearifan lokal yang menjadi kekuatan kita sejak dulu. Ancaman kekerasan hanya akan melahirkan ancaman lain yang pada akhirnya melahirkan dendam antar kelompok. Suriah dan Afganistan menjadi contoh negara yang hancur karena menyelesaikan perbedaan dengan cara kekerasan. Kita tidak menginginkan seperti itu” jelas Gus Wal.
Gus Wald an PNIB menghimbau kepada semua pihak untuk fokus pada kepentingan bangsa yang lebih besar. Krisis ekonomi akibat korupsi kolusi dan nepotisme sangat terasa dampaknya di masyarakat.
“Krisis ekonomi sudah dalam tahap darurat akibat korupsi dan nepotisme di segala bidang. Semakin kita terpecah belah maka semakin sulit melewati krisis multidimensi yang sedang terjadi. Mari kita dukung aparat penegak hukum mengusut tuntas aksi korupsi, mafia ekonomi, kolusi oligarki yang menjadi biang kerok ekonomi bangsa. Uang korupsi ratusan triliun adalah hak uang rakyat yang dimanipulasi oleh segolongan orang. Musuh utama kita adalah para koruptor, bukan mereka yang berbeda keyakinan Agama dan harus kita lawan. Dari hasil korupsi itulah mereka bisa membiayai kelompok khilafah, Wahabi sampai menggerakkan aksi radikalisme dan terorisme” pungkas Gus Wal. (AGUNG)