Surabaya, Suarabuana.com –
Peristiwa pengerusakan rumah singgah sekaligus tempat ibadah doa umat Kristiani di Sukabumi menarik perhatian publik. Kasus Intoleransi yang dilakukan oknum warga dengan memprovokasi warga untuk berbuat radikal dan kriminal yang ditelisik lebih dalam juga bagian dari Terorisme.
Pihak kepolisian telah mengamakan 7 orang pelaku, setelah sebelumnya mereka meminta maaf kepada korban. Pernyataan bersalah telah melakukan pengerusakan kemudian berjanji akan mengganti rugi kerusakan fisik.
Ganti rugi belum dilakukan, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi berinisiatif memberikan uang untuk perbaikan sebesar 100 juta. Namun di luar dugaan, pemilik rumah ibadah menolak menerimanya dan justru akan menyerahkannya untuk pembangunan masjid dan pesantren yang lebih membutuhkan.
“Warga minoritas lebih paham tentang toleransi antar umat beragama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Kelompok kriminal intoleransi sedang berhadapan dengan golongan orang-orang tulus yang berpikir menjaga keharmonisan lebih penting justru di saat sedang menjadi korban sentimen kelompok” ungkap Gus Wal Ketua Umum PNIB merespon fenomena kemanusiaan di atas.
Gus Wal mengutuk keras pengerusakan tempat ibadah yang menjurus aksi kriminal radikalisme terorisme yang mengatasnamakan agama tertentu. Sebaliknya, Gus Wal Sangat mengapresiasi sikap dari korban yang menjadi pembelajaran berharga bagi nilai toleransi.
“Saat kejahatan dibalas dengan kebaikan, saat Intoleransi dibalas dengan Toleransi itulah tingkat kemuliaan manusia tanpa membedakan keyakinannya” beber Gus Wal. PNIB akan terus menyuarakan anti intoleransi, Khilafah Radikalisme Terorisme dengan jalan toleransi. Mereka hanya orang-orang egois yang belum paham masa depan keutuhan bangsa ini tergantung pada persatuan kita. Tanpa itu negara sudah bubar dari dulu” jelas Gus Wal.
Gus Wal berharap kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk lebih menyuarakan semangat persatuan dan toleransi serta moderasi beragama kepada seluruh masyarakat.
Perkuat Nasionalisme Kebangsaan untuk memupuk semangat persatuan dan cinta tanah air, Moderasi Beragama, Toleransi dan Adat Tradisi Budaya Nusantara untuk membendung dan melawan Intoleransi yang lahir dari ideologi transnasional khilafah terorisme yang terus tumbuh subur berkembang seperti hama, meski fpi hti jat jad telah dibubarkan oleh negara, tutup Gus Wal. (AGUNG)