Oleh : Joko Warihnyo
(Pemimpin Redaksi Tribundepok.Com)
Sebanyak 63 kelurahan dan 11 kecamatan di Kota Depok, kini tengah melangkah ke fase baru. Dibawah kepemimpinan Hajah Siti Barkah yang hangat disapa Cing Ikah sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Depok yang baru, geliat pemberdayaan perempuan dan keluarga terlihat semakin kuat dan berdaya.
Bukan sekadar menjalankan peran formal, Cing Ikah menjadikan PKK sebagai lokomotif sosial yang mampu menarik gerbong perubahan di berbagai lini masyarakat.
Dalam balutan momentum Halal Bi Halal, peringatan Hari Kartini, dan HUT ke-26 Kota Depok, para perempuan dari berbagai organisasi seperti PKK, Dharma Wanita Persatuan, Muslimat NU, hingga komunitas ibu-ibu Forkopimda, menyatu dalam semangat kebersamaan di Gedung Baleka, baru-baru ini, Rabu (20/4-2025).
Ini bukan sekadar acara seremonial, tapi pertemuan akbar perempuan yang menjadi fondasi baru pembangunan kota Depok berbasis nilai-nilai kekeluargaan dan keteladanan. Dari panggung yang sarat makna itulah, satu kabar menggugah disampaikan oleh Cing Ikah. Pemkot Depok, akan membangun “Balai Emak-Emak”.
Bukan sekadar gedung, melainkan pusat aspirasi, edukasi, dan pemberdayaan perempuan. Balai ini diharapkan menjadi ruang produktif, tempat perempuan bisa menyalurkan ide, belajar wirausaha, meningkatkan pengetahuan parenting, hingga menjadi agen perubahan sosial di lingkungannya.
“Balai Emak-Emak akan menjadi tempat berkumpulnya organisasi perempuan dari berbagai latar belakang, bersinergi, berkolaborasi, dan membangun bersama,” ujar Cing Ikah.
Ditangan emak-emak Kota Depok, arah kebijakan tak lagi hanya soal pembangunan fisik, tapi pembangunan yang menyentuh akar, keluarga, anak-anak, pendidikan moral, hingga ekonomi kreatif rumahan. Dari dapur ke panggung politik sosial, dari posyandu ke ruang-ruang diskusi Kota perempuan Depok semakin berani dan diberdayakan.
Boleh dibilang, kepedulian Cing Ikah terhadap sinergi lintas organisasi juga tak kalah strategis. Ia menyebut, bahwa; PKK, DWP, Forkopimda, dan organisasi perempuan lainnya harus berjalan dalam satu irama. Tentunya, kolaborasi bukan hanya slogan, tapi menjadi keharusan untuk memastikan program-program pro-keluarga. Sehingga, bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Tak hanya itu, perayaan HUT Kota Depok juga diwarnai semangat keterlibatan aktif. Mulai dari Sidang Paripurna DPRD, malam hiburan rakyat bersama musisi nasional dan lokal, hingga agenda Lebaran Depok yang akan digelar selama enam hari berturut-turut. Bahkan, Cing Ikah menyemangati ibu-ibu untuk tampil dalam fashion show bertema busana tahun 70-an sebagai bentuk pelestarian budaya dan selebrasi kreatifitas.
Saat Cing Ikah bertanya; “Ibu-ibu siap meramaikan Alun-Alun Kota Depok?” dan dijawab serempak dengan teriakan lantang, “Siaaap!!”, terdengar bukan hanya suara dukungan tapi gaung optimisme baru bahwa perempuan Depok siap mengambil peran lebih besar.
Dalam sesi tausiyah yang menggugah, Ketua Muslimat NU Depok, Hajah Siti Lulu Muflihah, mengingatkan bahwa posisi perempuan sangat dimuliakan dalam Islam.
“Surga ada di bawah telapak kaki ibu,” ucapnya. Dan dari sinilah kita belajar. Kota yang kuat, dimulai dari rumah yang kokoh. Rumah yang dipandu oleh perempuan sholehah dan berdaya.
Kini, Depok tak hanya merayakan usia ke-26 dengan pesta dan seremoni, tapi dengan langkah strategis untuk membangun masa depan kota Depok, bersama perempuan di garis depan. Bukan hal kecil jika kita menyadari, dalam tangan yang dulu mengayun buaian, kini juga tergenggam cetak biru peradaban.
‘Depok Maju, Jawa Barat Istimewa’. Dibalik slogan itu, berdiri ribuan perempuan tangguh, dengan PKK sebagai jantung penggeraknya.
Dan kami percaya, di bawah kepemimpinan Cing Ikah, PKK bukan hanya pelengkap struktur, tapi pengubah arah sejarah. Selamat bekerja, para emak-emak hebat. Kota Depok membutuhkan langkah-langkah kecil penuh cinta kalian, untuk membawa perubahan besar bagi generasi mendatang. (MPD/Red)
