JAKARTA, suarabuana.com – Peningkatan gizi dan nutrisi individu saat ini menjadi penting untuk menghadapi infeksi virus Covid-19 dari berbagai varian baru. Karena vaksinasi membutuhkan waktu lama untuk menuju herd immunity seperti yang diharapkan, dengan pertimbangan mutase varian baru, efficacy vaksin, dan perilaku masyarakat. Beberapa negara justru kembali mengalami peningkatan kasus walau vaksinasi sudah mencapai lebih dari 70%.
Dokter Spesialis Gizi, dr. Widjaja Lukito, Ph.D. Sp.GK menekan pentingnya segera mendorong pemberdayaan dan konsumsi pangan lokal untuk memenuhi gizi masyarakat, mengingat asset Indonesia dalam hal keaneka-ragaman pangan dan sosio-anthropologi-budaya.
“Indonesia memiliki alam yang sangat kaya bahan pangan lokal yang penuh dengan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh setiap orang di tengah pandemi Covid-19. Sudah saatnya masyarakat kembali mengolahnya secara bergotong royong agar memiliki stok pangan yang cukup,” jelasnya kepada pers, Senin (13/9).
Menurutnya berbagai pangan lokal yang ada di setiap daerah dari bahan buah, sayuran, daging, telur dan ikan mudah di dapat di setiap daerah mengandung zat gizi dan zat fungsional yang tinggi.
“Yang harus dilakukan saat ini adalah mendorong rakyat disetiap RT memiliki kebun sayuran, kolam ikan dan peternakan seperti ayam petelur yang dikelola bersama untuk kebutuhan warga. Dan ini bukan pekerjaan sulit, mengingat berbagai model success story peningkatan gizi masyarakat telah telah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Gajah Mada dan beberapa relawan DKR,” ujarnya.
Mantan Staf Khusus Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari ini menjelaskan kegotong-royongan ditingkat RT penting agar tidak ada lagi masyarakat yang tidak bisa mendapatkan makananan bergizi.
“Kalau ada yang sakit pasti segera terpantau dan isoman dengan dukungan warga di RT tersebut. Kalau butuh ke puskesmas atau rumah sakit ada yang nolongin menjadi tanggung jawab bersama,” katanya.
*Meningkatkan Resiliensi Tubuh*
Sebelumnya di dalam Konferensi Nasional Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) lewat zoom meeting, bertema ‘Meningkatkan Gizi dan Nutrisi Masyarakat Di tengah Pandemi’, Jumat (10/9) Widjaja Lukito memaparkan berbagai kebutuhan resiliensi (daya tahan) tubuh manusia di tengah wabah Covid-19 seperti vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, Choline dan Vitamin C. Tubuh juga membutuhkan asupan karbohidrat, protein, lemak dan mineral kalsium, besi, magnesium, phospor, dan zink.
“Semua itu ada pada kacang-kacangan dan umbi-umbian seperti singkong dan berbagai jenis ubi di berbagai daerah, sayuran dan berbagai buah yang ada di Indonesia. Di beberapa daerah, beberapa contoh seperti daun Kelor, Rebung Bambu, Umbu Rotan, bayam merah, bengkoang, buah merah Papua, tumbuhan akway Papua sangat bagus sebagai sumber zat gizi dan zat fungsional untuk meningkatkan daya imunitas dan antioksi dan yang diperlukan tubuh,” katanya.
Ia menceritakan pengalaman di daerah yang memiliki makanan tradisional seperti yoghurt tradisional dari susu kerbau bernama Dadih di Sumatera Barat dan atau Dali Ni Horbo di Sumatera Utara yang mengandung banyak zat gizi dan zat fungsional yang dibutuhkan tubuh.
“Jadi, berbagai pangan lokal sangat penting saat ini untuk pertahanan tubuh jangka panjang disaat vaksin tidak mampu melawan mutasi virus,” jelasnya menjawab pertanyaan Sandi Gusdian dari DKR Jambi.
Ia membenarkan beberapa tumbuhan khas dari berbagai daerah di Indonesia seperti Rotan muda di Kalimantan dan Sagu dari Papua dan Kepulauan Maluku, dan gula Aren yang sangat berguna untuk mengurangi beban komorbid agar daya tahan tubuh bisa optimal menghadapi berbagai penyakit infeksi.
“Di Papua ada Buah Merah dan ekstrak kulit pohon akway yang.sudah diteliti memiliki khasiat melawan berbagai penyakit,” jelasnya menanggapi pertanyaan Erlina Loho dari DKR Yalimo, Papua.
*Segera Aktifkan RT Siaga*
Roy Pangharapan ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok menyerukan agar masyarakat segera membentuk RT Siaga yang sangat vital fungsinya dalam pendemi saat ini.
“Yang terpenting dalam pandemi ini adalah segera membentuk RT siaga di masing masing lingkungan RT. Sebab warga dalam lingkungan RT nya tentu sudah saling mengenal. Sehingga lebih mudah mandiri dan bergotong royong untuk menghadapi pandemi atau bencana apapun,” tegas Roy Pangharapan.
Ia menegaskan untuk tidak terlambat mendirikan setiap RT menjadi RT Siaga agar jangan ada warga yang sendirian menghadapi pandemi dan dampaknya.
“Selain pandemi, ancaman bencana alam juga sudah sering diingatkan para ahli. Tidak mungkin menghadapi semua itu sendirian,” tegasnya.
Sebelumnya, Konferensi Nasional DKR pada Jumat (20/8) bertemakan ‘Pandemi dan Bioterorisme’. Kemudian diikuti Konferensi Nasional DKR Jumat (27/8) yang bertemakan ‘Perlindungan Diri Menghadapi Covid-19’’. Konferensi Nasional dilanjutkan dengan tema ‘Hak dan Kewajiban Rakyat Di Tengah Pandemi’ Jumat (3/9)
Rangkaian Konferensi Nasional DKR berikutnya akan diadakan setiap minggu dalam bulan ini membahas beberapa tema penting saat ini yaitu, ‘Tentang Peran Vitamin D3 Memastikan Imunitas Tubuh Di Tengah Pandemi’, dan “Tentang Ancaman Megathrust dan Tsunami’. (*)
*Kontak Narasumber:*
*Dr. Widjaja Lukito*
(+62 813 8125 4730)