DEPOK, suarabuana.com – Pelarangan beberapa awak media masuk ke Alun-alun oleh petugas keamanan (security), dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, dengan alasan Pandemi COVID-19.
Hal itu terjadi saat Jurnalis hendak melakukan investivigasi mengenai sarana dan prasarana yang menurut warga, saat ini sudah dalam keadaan tak terawat dan rusak.
Mengingat, Alun-alun yang terletak di kawasan Grand Depok City (GDC), Kalimulya, Cilodong, Kota Depok tersebut dibangun dari dana yang bersumber dari APBD Kota Depok.
Pembangunan Alun-alun Kota Depok dimulai sejak 2018 lalu melalui dua tahap. Tahapan awal dengan luas tanah sekitar 1,8 hektare dan pembangunan tahap kedua baru dimulai pada Maret 2019. Pembangunan Alun-alun seluas 3,9 hektare tersebut menghabiskan total anggaran sekitar Rp 160 Miliar.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok baru meresmikan alun-alun di kawasan Grand Depok City pada 12 Januari 2020 lalu. Waktu peresmiannya mundur dibandingkan target, yakni akhir Desember 2019.
Pelarangan yang dihadapi wartawan saat mencari tahu kebenaran informasi dari warga terkait adanya sejumlah sarana dan prasarana di Alun-alun, menurut Kepala Dinas DLHK Kota Depok, Eti Suryahati dengan alasan faktor pandemi Covid-19.
Masuk ke area Alun-alun untuk saat ini tidak diperbolehkan oleh pihak Security dikarenakan untuk menghindari terjadinya kerumunan di Alun-alun serta pencegahan COVID-19.
Eti saat dihubungi mengatakan, sarana dan prasarana di Alun-alun dalam keadaan terawat dan tidak rusak. Pelarangan itu dilakukan untuk menghindari masyarakat agar tidak berkerumun sesuai protokol kesehatan.
“Bukan rusak tetapi karena Covid-19. Khawatir masyarakat berkerumun di alun-alun,” ucap Eti, Selasa (13/10/2020).
Eti kemudian menegaskan, sapras di alun-alun Kota Depok dalam kondisi tidak ada yang rusak dan terawat. “Semuanya terawat mas,” singkatnya. (JIMMY)
