Jakarta, SUARABUANA.com – Meski secara logika sesuatu hal itu harus dilakukan, tapi secara spiritual tidak ada petunjuk atau naluri menolak, maka yang dipilih adalah tidak melakukan sama sekali hal tersebut. Demikian ungkap Eko Sriyanto Galgendu dalam menekuni dan mentaati laku spiritual yang diasyikinya, sejak dahulu hingga sekarang.
Pada sekitar 26 tahun silam, kara Eko Sriyanto Gangendu, laku spiritual sudah dikakukannya dengan menapaki selangkah demi sekangkah, hingga akhirnya membuat GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) besama Gus Dur sebelum menjadi Presiden dan Paku Buwono semasa masih menjabat Ketua Forum Lintas Agama saat masih bermukim di kota tempat kelahirannya, Solo.
GMRI itu dibentuk bersama sejumlah Raja dan tokoh agama, seperti Profesor. KH. Habib Khirzin serta tokoh agama dan budaya Hindu maupun Buddha di Bali.
Dan surat wasiat yang disampaikan Gus Dus bersama sejumlah tokoh agama, budaya dan pemuka masyarakat itu, tercatat pada notaris yang dipegang Eko Sriyanto Galgendu.
Dalam waktu dekat kata Eko Sriyanto Galgendu surat wasiat GMRI itu akan diserahkan kepada Arsip Nasional Indonesia, karena merupakan dokumen penting dari perjalanan sejarah anak bangsa Indonesia.
Para pendiri GMRI yang telah diakte notariskan itu kini dipegang dan dijalankan oleh Eko Sriyanto Galgendu sejak awal sampai sekarang atas dasar kesepakatan para pendiri GMRI semasa hidupnya. GMRI sendiri mengusung ananah spiritual yang mengidealkan dapat menjadi pengikat kebhinekaan bangsa-bangsa di dunia.
Dengan begitu, pelajaran terbaik yang diperoleh oleh Eko Sriyanto Galgendu dari Iniversitas Jagat Raya adalah memperoleh pelajaran langsung dari para Raja, para ahli agama, tokoh budaya dan adat serta pemuka masyarakat. Karena sejak awal dia justru menjadi pemimpin sejumalah pemimpin, tokoh dan pemuka masyarakat. Karena sejak awal Eko Sriyanto Galgendu justru didapuk menjadi pengendali utama GMRI sejak awal sampai sekarang.
Puncak capaian gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual bangsa Nusantara untuk meredakam ambisi negara-negara di dunia untuk menguasai dunia, agar kerusakan dalam semua aspek kehidupan di dunia dapat dihentikan.
Sebab janji proklamasi Indonesia, kata Eko Sriyanto Galgendu satu diantaranya adalah rekonsiliasi bangsa Indonesia untuk masa depan.
Karena itu, program nyata GMRI adalah mewujudkan usaha mengatasi masalah bangsa dalam tatanan budaya (etika), moral dan akhlak. Demikuan ungkap Eko Sriyanyo Galgendu saat ngobrol santai bersama kawan-kawan alumni ATNI Solo, pada 18 Mei 2022 di Sekrerariat GMRI Jl. Ir. H. Juanda No. 4 Jakarta Pusat.(JE)