BerandaDaerahIni Pemaparan Mensos Risma Soal Anak Jalanan

Ini Pemaparan Mensos Risma Soal Anak Jalanan

Ini Pemaparan Mensos Risma Soal Anak Jalanan

MOJOKERTO, suarabuana.com – Menteri Sosial RI (Mensos) Tri Rismaharini memaparkan pengalamannya dalam membina anak jalanan saat menjabat Wali Kota Surabaya, Jawa Timut. Dari sekian banyak anak jalanan yang dibina Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, diantaranya ada yang memiliki julukan Bledhek.

Bledhek dalam bahasa Jawa atau petir dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu bukti kesuksesan pembinaan anak jalanan. Saat Risma bertemu Bledhek pertama kali, badannya itu penuh tato dengan tato.

Atas hal itu, Risma menantang Bledhek agar kelak menjadi anak yang berguna. Asalkan dia mau berubah sungguh-sungguh.

“Ada yang namanya Bledhek. Saya tanya kamu mau ikut ibu ngga. Badannya penuh tato, di sini dan sini. Kalau mau ikut ibu dan sekolah, hapus (tatonya) semua. Tiga tahun berlalu, Bledhek jadi paskibraka di Balai Kota Surabaya. Dua tahun kemudian, dia kuliah di salah satu PTN di Surabaya, ” papar Risma dalam pertemuannya dengan anak-anak jalanan di Yayasan Mojopahit di Balong Cangkring (BC), Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Sabtu (02/01/2020).

Di kesempatan itu, Mensos Risma menghubungi Bledhek melalui telepon dan diperdengarkan di hadapan anak-anak yang tumbuh di kawasan eks lokalisasi BC. Saat itu, Risma meminta Bledhek menceritakan kisahnya, saat dirinya sebelum mendapatkan pembinaan di Pemkot Surabaya.

Namun penjelasan Bledhek tampaknya hanya sebatas kesan sekilas sehingga Mensos Risma beberapa kali memotong pernyataannya. “Kamu ditangkap Satpol PP kan. Kamu malu ya. Ya udahlah,” ujarnya.

Mensos Risma memaparkan kisah Bledhek tersebut kepada anak-anak, ingin menjadikan kisah itu sebagai contoh. Bila anak-anak ini bersunggguh-sungguh mau berubah menjadi lebih baik, maka kesempatan itu terbuka lebar.

Mensos Risma memberikan dukungan dan membangkitkan motivasi anak-anak yang mengalami gangguan psikologis karena pernah tumbuh di lokalisasi.

Mensos Risma meminta kepada anak-anak jalanan agar tidak lari serta berani menghadapi kenyataan.

“Jangan lari. Kalau kalian lari dari kenyataan, lalu lari ke Narkoba, itu bisa lebih berat lagi. Karena kalau kalian ke Narkoba, maka tidak akan bisa kembali,” tuturnya.

“Ayo anak-anak. Mau ikut ibu ngga? Tapi kalian harus bersungguh-sungguh. Memang sulit. Tidak mudah. Tapi kalau kalian mau ikut ibu. Mau berubah dan harus dilakukan sekarang. Jangan menyesal kalau sudah tua. Tidak ada gunanya,” kata Risma menambahkan.

Untuk penanganan terhadap berbagai permasalahan tersebut, Mensos Risma mengatakan, akan memetakan apa yang hendak dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat yang ia temui.

Menurut Risma, setiap tempat yang ia kunjungi permasalahnnya berbeda-beda. Untuk itu pihaknya harus memetakan terkait persoalan serta mencari solusinya.

“Jadi kita coba memetakan apa-apa yang bisa kita lakukan, sehingga kami bisa mereview baik sumber daya yang ada di kami ataupun anggarannya,” harapnya.

Di Mojokerto, Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang ia temui berbeda dengan di lokasi lain.

“Ini tadi ada Lansia, Pengemis, Tukang Becak, Anak Jalanan, lah itu treatment beda dengan yang saya lakukan misalnya di Ponorogo,” kata Mensos.

Lebih lanjut, Mensos Risma menjelaskan, dalam pencarian solusi para penghuni eks lokalisasi ini, tidak hanya sekedar diberi bantuan. Risma berharap, bantuan yang diberikan mampu membuat para penghuni eks lokalisasi ini mandiri.

“Jadi tidak hanya sekedar dibantu lalu dilepas. Tidak bisa kalau hanya sekedar pendampingan dan pelatihan, marketing nantinya juga kita akseskan termasuk dengan bangunan yang ada di sini,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mensos menyerah secara simbolik bantuan beras senilai Rp 24 Juta, bantuan untuk Institusi Penerima Wajib Lapor se-Jawa Timur sebesar Rp 166 Juta, sebanyak 80 paket Nutrisi bagi 80 anak dampingan Yayasan Majapahit senilai Rp 24 Juta, dan terintegrasi dan pembinaan lanjut IPWL Yayasan Eklesia sebesar Rp 36 Juta.

Selain di Balong Cangkring, rombongan Mensos Risma yang didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI Harry Hikmat juga menyapa warga penderita kusta di Desa Sumber Glagah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Di Desa tersebut terdapat ratusan orang yang menderita kusta.

Kemensos RI akan mengkomunikasikan penanganan para penderita dengan Kementerian Kesehatan terkait dukungan obat. “Kita bisa supply terus ke warga sini nanti. Kita kan nggak bisa diam melihat ini,” tandasnya.

(JIMMY)

SUMBER : BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT KEMENTERIAN SOSIAL RI

suara buana
suara buanahttps://suarabuana.com/
https://suarabuana.com/