MALANG, suarabuana.com – Menteri Sosial RI (Mensos) Juliari P. Batubara melakukan serangkaian kunjungan kunjungan kerja (kunker) di Kabupaten Malang diantaranya, koordinasi teknis dengan Koordinator Program Keluarga Harapan serta menyalurkan bantuan kepada Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).
Melalui Direktorat Jaminan Sosial Keluarga, Kemensos RI beranjangsana dan menyalurkan bantuan sembako kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di Kecamatan Pakis. Sebelumnya, telah menyalurkan 13.121 paket sembako kepada 29 LKS di Kabupaten Malang.
Dengan total bantuan sebesar Rp 1.624.200.000,- Bantuan diharapkan dapat meringankan sebagian beban masyarakat terdampak pandemi, khususnya di Kabupaten Malang. “Bantuan merupakan bukti langkah nyata Pemerintah melalui Kemensos untuk memastikan masyarakat yang terdampak pandemi mendapatkan bantuan,” kata Juliari, saat menyerahkan bantuan secara simbolik kepada perwakilan penerima bantuan di Kota Malang, Jumat (04/12/2020).
Dari total 29 LKS yang menerima bantuan kali ini, sebanyak 13 LKS merupakan Pondok Pesantren dan 16 LKS lainnya, merupakan Koperasi Karyawan.
Juliari menambahkan, pada prinsipnya langkah Pemerintah sejalan dengan konstitusi yaitu, untuk melindungi masyarakat. “Tugas kita ini apakah itu Eksekutif, Legislatif di Pusat maupun di Daerah adalah untuk memastikan memenuhi kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Hal itu di saat keadaan normal ditambah pada masa pandemi seperti sekarang inj. “Karena kita menganut ajaran Negara Kesejahteraan, bukan Negara Kapitalis yang berarti Negara berperan aktif guna memastikan masyarakat menerima bantuan di saat sulit seperti sekarang masa pandemi ini,” tuturnya.
Juliari meminta agar masyarakat jangan ragu. Aparat Pemerintah, Anggota DPR dan juga Pendamping, pada dasarnya merupakan pelayan masyarakat. “Pejabat publik baik itu Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota, Anggota DPR dan juga Pendamping merupakan Pelayan Masyarakat. Jadi bukan masyarakat yang melayani kita melainkan kita berjuang untuk masyarakat,” tegasnya.
Bansos Rp 27,5 Miliar di Kabupaten Malang
Kemensos RI telah menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) melalui PT. Pos Indonesia untuk Kabupaten Malang sebesar Rp 27,5 milliar atau 97 persen. Penyaluran BST Kabupaten Malang tersebut menjangkau 94.679 KPM. Peyaluran ini sudah sampai Tahap ke-8.
Untuk Jawa Timur, PT. Pos Indonesia sudah menyalurkan bantuan bagi 1.297.091 KPM dengan total sebesar Rp 375.873.900.000,- atau 96,8 persen. Penyaluran BST secara simbolik dilakukan di Kantor Pos Kepanjen, Kabupaten Malang oleh Direktur PFM Wilayah III A.M. Asnandar.
Dalam pesannya, Asnadar menyatakan, bahwa bantuan dari Pemerintah menandakan, Negara hadir di saat masyarakat mengalami kesulitan. “Semoga bantuan ini dapat meringankan beban Bapak-Ibu. Gunakan bantuan ini dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak,” harapnya.
Terpisah, Juliari mengingatkan, bahwa penyaluran bansos bukan pekerjaan mudah. Sebab, setelah Kemensos mengalokasikan kuota bantuan, ternyata masih ada daerah yang tidak bisa menyerap. Bantuan akan terserap dan tersalurkan, jika Kepala Daerah proaktif, berkomunikasi dengan Kemensos.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya, Mensos beserta rombongan mengunjungi kalangan masyarakat di Pemalang, Purbalingga dan Purwokerto diantaranya, menyaksikan pencairan BST dan Program Sembako/Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Rombongan juga bertemu dan memberikan arahan kepada para Pendamping PKH.
BST Turut Mengurangi Beban Hidup ART
Ny Agus Sumartini (51), salah seorang Asisten Rumah Tangga (ART) yang masih harus membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Perempuan yang memiliki satu anak ini, menjadi ART paruh waktu di rumah tetangganya di Desa Cempoko Mulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang
Sumartini mengaku, mendapat upah per hari sebesar Rp 15.000 per hari dari pekerjaannya, mulai mencuci pakaian, menyetrika, cuci piring, mengepel, dan mengasuh anak.
“Kulo angsal Rp 15.000. Lha niku kerjone ngantos jam kalih welas dalu margi kedah momong lare alit (Saya dapat upah Rp 15.000 per hari. Kerjanya sampai jam 24 jam karena, harus mengasuh anak),” beber Sumartini saat ditemui di Kantor Pos Kepanjen, Kabupaten Malang.
Perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga ini, hidup bersama dengan anak tunggalnya yang lulusan setingkat SMA. Kini anak lelakinya itu menekuni usaha ayam geprek dengan membuka gerai di depan rumah. “Ada covid ya ngga seramai dulu. Dengan ayam 1-2 kilo sehari, sering tidak habis terjual,” kata Sumartini menerangkan.
Dengan kondisi seperti ini, Sumartini mengatakan, bantuan dari Pemerintah sangat membantu. BST yang ia terima, sangat berarti dalam meringankan beban kehidupannga.
“Nggih damel bayar listrik, toyo, beras (untuk membayar listrik, air, dan beli beras),” ungkap Sumartini dengan tersenyum sambil mengayuh sepeda ontel miliknya.
(JIMMY)
SUMBER : BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT KEMENTERIAN SOSIAL RI