Yogyakarta, Suarabuana.com –
Kasus kekerasan yang dilakukan oknum pengajar SMP di Demak Jawa Tengah menuai banyak kecaman. Peristiwa emosional sesaat yang dilampiaskan dalam aksi fisik sudah masuk ranah hukum pidana. Masyarakat menuntut pelakunya untuk mempertanggungjawabkanya secara hukum.
Ormas kebangsaan kebhinekaan lintas agama, suku dan budaya penggiat toleransi dan moderasi beragama, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) melalui ketua umumnya AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) menyampaikan pernyataannya kepada awak media yang menghubunginya.
“Siapapun menyesalkan tindakan arogan oknum guru kepada muridnya. Jika itu dilakukan secara sadar maka sudah masuk ranah kriminalitas yang tidak bisa diselesaikan dengan permintaan maaf. Dinas terkait perlu melakukan sosialisasi pemahaman hukum dan etika agar ke depannya tidak terulang lagi aksi kesewenang-wenangan di ruang belajar” jelas Gus Wal.
Peristiwa yang terjadi di ruang kelas akan meninggalkan trauma batin yang mendalam. Baik bagi korban maupun mereka yang menyaksikan kejadian secara langsung. Gus Wal kembali mengingatkan tentang fenomena intoleransi, khilafah terorisme yang sedang marak terjadi.
“Kesewenang-wenangan yang dibiarkan menjadi bibit perilaku intoleransi, Khilafah dan terorisme. Yang harus diwaspadai adalah aksi tersebut menular kepada para siswa di usia yang masih dini. Tawuran dan perundungan yang sering kita temui tidak terjadi tiba-tiba. Ada proses memahami nilai toleransi yang salah” imbuh Gus Wal.
Budaya kesantunan yang menjadi karakter bangsa Indonesia sejak dulu menurut Gus Wal sudah mengalami degradasi. Jika tidak diantisipasi maka akan melahirkan permasalahan yang serius, khususnya kecemburuan dan permasalahan sosial yang semakin kompleks.
“Pentingnya menggalakkan moderasi beragama dan penguatan tradisi budaya nusantara di era serbuan informasi digital yang banyak propoganda khilafah Terorisme. Mereka baru menyadari sebuah kesalahan ketika sudah terjadi. Kembali kami menegaskan bahwa Intoleransi Khilafah radikalisme terorisme itu berawal dari mengabaikan toleransi. Dan Intoleransi Khilafah radikalisme akan berkembang lebih jauh lagi menjadi aksi terorisme. Sudah banyak contoh bangsa yang terpecah belah karena menyikapi perbedaan dengan brutal. Mari kita kembalikan nilai moral dan akhlak bangsa ini ke nilai budaya dan tradisi nusantara. Ini menjadi tanggungjawab kita bersama, tidak hanya pemerintah yang sudah sibuk dengan berbagai persoalan” Perkuat dan Kolaborasikan NASAB Nasionalisme Kebangsaan, Tolerasi Agama, dan Tradisi Budaya Nusantara, pungkas Gus Wal. (AGUNG)