Depok, SUARABUANA.com – Hampir 200 Warga gabungan RW 02, 03, 06 dan 011, Kelurahan Jatijajar Kota Depok geruduk gudang Lazada di jalan Raya Bogor simpang Depok Senin (23/1/23). Tuntutan warga agar Lazada bisa menyerap tenaga kerja dari warga Jatijajar. Warga kecewa dengan keberadaan gudang milik perusahaan besar yang bergerak dibidang jual beli online. Tetapi tidak bisa mempekerjakan warga sekitar gudang.
Saat di tanya M.Ali Ketua Seroja (Serumpun Orang Jatijajar) mengatakan, gudang Lazada ini sudah beroperasi kurang lebih 10 tahun, “di awal berdirinya gudang Lazada menerima beberapa warga sekitar untuk bekerja, tapi bekerjanya tidak sesuai aturan Disnaker. “Bekerjanya kalo Lazada Lagi ada event saja, bekerja cuma 3 hari sampe seminggu,” ujarnya.
Ditempat yang sama Ketua RW 06 Rahmat katakan, bahwa sampai saat ini Lazada tidak bisa menyerap tenaga kerja dari warga kelurahan Jatijajar dan CSRnya tidak pernah dikeluarkan padahal lokasi Lazada hanya dibatasi tembok, dan kami sudah ajukan proposal ke manajemen Lazada tapi tidak di gubris,” kata Rahmat.
Pihak Lazada menerima perwakilan warga untuk mediasi, Endarto ketua Rw 03 katakan mediasi akan berlanjut di bulan februari, terkait penyerapan tenaga kerja dan CSR.
Sementara Tomi Sitorus dari LBH FPMP (Front Pembela Merah Putih) Kota Depok yang mendapingi warga untuk mediasi menyayangkan disaat mediasi dari pihak manajemen Lazada diwakili bukan pengambil keputusan dan sempat dari pihak Lazada ajak bercanda ke perwakilan warga. Tomi tegaskan, ” ini forum bukan waktunya kita bercanda kita harus serius membahas hal ini,” ketus Tomi.
Akhirnya pihak Lazada mempresentasikan dengan memperlihatkan foto foto terkait lamaran pekerjaan. Presentasi pihak Lazada disela oleh Tomi, ” presentasi kalian seperti presentasi anak sekolah SMA, presentasi tanpa mengeluarkan data spesifikasinya. Dari yang dijanjikan 300 tenaga kerja, lamaran masuk 118 yang diterima 20, kalian bilang yang selebihnya tidak mau bekerja. Bukan tidak mau bekerja tapi kalian tidak mau menginformasikan kembali ke para calon karyawan itu. Jangan tipu-tipu orang,” ujar Tomi dengan geram.
Lanjut Tomi,” kemudian terkait masalah CSR, menurut undang-undang Perusahaan harus mengeluarkan CSR 1% dari laba bersih setelah pajak. Akhirnya mereka (manajemen Lazada) mengakui perusahaan tidak punya departemen yang membidangi khusus CSR. Ini manajemen bobrok perusahaan sebesar ini tetapi tidak ada yang mengurus terkait CSR,” pungkas Tomi.
Akhirnya mediasi tidak ada kata kesepakatan dan akan di jawab pihak manajemen antara tanggal 13 sampai 17 Februari.(fal)