Rembang, Suarabuana.com –
Sebagai organisasi Islam terbesar, PBNU menjadi gerbong dukungan dalam kiprahnya pada jalannya roda pemerintahan. Transisi kepemimpinan sudah selesai dengan melahirkan pemimpin baru, namun dalam beberapa kepentingan PBNU justru sibuk membela mantan Presiden Jokowi.“Daripada sibuk membela mantan Presiden Jokowi terkait penobatannya sebagai nominator pemimpin terkorup, lebih bijaksana jika PBNU dukung pemerintahan yang sedang memulai langkah baru membenahi bangsa. Urusan Jokowi dan OCCRP sarat politis dan tidak seharusnya PBNU ikut masuk dalam pusaran kontroversi yang hanya melahirkan kegaduhan baru” ungkap KH Achmad Rosikh yang biasa disebut Gus Rosikh salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Ma’hadul Ilmi Asy Syar’ie Rembang.
Pernyataan Ketua Umum PB NU Gus Yahya yang mempertanyakan kredibilitas OCRPP justru semakin memperkeruh situasi. Alih-alih mengomentari OCCRP, Gus Yahya dinilai lebih cenderung membela kepentingan Jokowi yang sedang sibuk melakukan klarifikasi.
“Kalau PBNU mau bermain politik dukung mendukung semestinya bukan kepada mantan Presiden. Ini menjadi bentuk tabayun yang kurang bijaksana. Yang lebih mengherankan lagi PBNU juga menolak rencana libur sekolah di bulan Ramadhan oleh Kemenag “ imbuh Gus Rosikh.
Ide liburan sekolah satu bulan pernah dilakukan saat pemerintahan Gus Dur dan kini rencana akan diterapkan lagi. Dalam sebuah pernyataannya Gus Yahya justru mempertanyakan untuk apa liburan sekolah di bulan Puasa dan cenderung menolak.
Selayaknya Gus Yahya yang dahulu digemakan sebagai Gus Dur muda sebelum Muktamar Lampung seyogyanya meneladani kepemimpinan dan kebijakan Gus Dur saat Menakhodai PBNU dengan selalu berpihak kepada rakyat lemah dan warga nahdliyin dan Ketika Gus Dur menjadi Presiden dengan mendukung kebijakan libur sekolah saat bulan puasa ramadhan, dengan libur sekolah diharapkan para siswa dapat mengikuti pesantren kilat di sekolah ataupun lingkungan masing masing atau ngaji pasanan di pondok pesantren salaf mengkaji kitab kitab klasik yang merupakan ciri khas NU, ujar Gus Rosikh.
“PBNU pimpinan Gus Yahya barangkali lupa amanat organisasi untuk kembali ke khittah. Memikirkan kemaslahatan umat seharusnya menjadi agenda utama daripada ikut berpolitik. Karena NU bukan organisasi Politik” pungkas Gus Rosikh di akhir pernyataannya. (AGUNG)