Jombang, Suarabuana.com_
Rencana Bupati Warsubi merubah semboyan kota Jombang dari Kota Santri menjadi The Root Of Java menuai banyak penolakan. Ide yang dinilai meninggalkan sejarah kabupaten Jombang sebagai kota yang banyak melahirkan ulama tradisional disinyalir memiliki kepentingan politis terkait paham tertentu.
Hal tersebut disampaikan oleh AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), Ketua Umum Ormas Budaya, kebangsaan lintas agama Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) dalam sebuah wawancara khusus di kediamannya.
“Bupati jangan pura-pura buta sejarah. Jombang yang identik dengan kaum sarungan jangan sekali-kali di-Wahabikan dengan kedok modernisasi dan investasi. Kami dari PNIB dan segenap elemen masyarakat menyatakan menolak keras ide sarapatigenah itu” ungkap Gus Wal
Semboyan The Root Of Java dinilai Gus Wal melenceng jauh dari cita-cita ulama pendiri kota Jombang. Toleransi dan Pluralisme yang telah ada di Jombang menurut Gus Wal akan luntur jika dirubah dengan istilah kebarat-baratan.
“Trhe Root Of Java tidak ada benang merah sejarahnya. Menghapus budaya kota santri menjadi Root of Java itu ciri-ciri kaum Wahabi yang ingin menjajah paham Islam tradisional dengan cara meninggalkan nilai tradisi daqn budaya yang ada. Kita tidak butuh Bupati pencitraan dengan agenda me-Wahabikan kota Jombang” imbuh Gus Wal.
Gus Wal berharap aspirasi warga Jombang bisa diterima sebagai bentuk kecintaan masyarakat pada kota yang dicintainya. Kepala Daerah adalah pelayan rakyat yang harus mengedepankan kepentingan warga.
“Bupati hanya jongos rakyat, bukan penguasa. Aspirasi rakyat jika diabaikan maka sama saja mengadu domba warganya sendiri. Baca sejarah, dialog dengan rakyat dan hargai suara putra daerah Jombang. Abaikan pendapat dari kelompok sarapatigenah dengan alasan apapun. Bubarkan Wonosalam Boarding School sekolah Wahabi berkedok pendidikan. Itu baru Bupati yang benar-benar paham Jombang” lanjut Gus Wal.
PNIB menjadi salah satu ormas yang gencar menolak kehadiran Wahabi dan Khilafah berkedok dakwah dan pendidikan. Gerakan paham radikal yang mulai menyasar ke kampung-kampung dengan iming-iming jihad menjadi bibit intoleransi yang menjamur menjadi gerakan radikalisme dan terorisme.
“Jaga kampung, desa dan tetangga dari bahaya kelompok Wahabi, Khilafah, radikalisme dan terorisme menjadi agenda PNIB dalam rangka menangkal gerakan paham asing yang tidak sesuai dengan tradisi dan jatidiri bangsa. Kami akan terus melawan siapapun yang mendukung gerakan tersebut” pungkas Gus Wal. (AGUNG)