Yogyakarta, SuaraBuana.com_
Kelompok Persaudaraan Alumni 212 (PA212) dijadwalkan akan menggelar reuni akbar di kawasan Monas Jakarta pada Senin (2/12/2024). PA 212 yang lahir dari proses dugaan SARA yang berujung politik identitas pada Pilkada DKI 2016 merupakan merupakan kelompok intoleran yang kini berkembang menjadi provokator keberagaman adat, budaya, suku dan Agama di Indonesia.
Rencana reuni akbar PA212 mendapat kecaman dari berbagai pihak, salah satunya ormas lintas Agama, budaya kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Menurut ketua umumnya AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) kiprah PA212 tidak lebih dari pemecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kelompok sarabpatigenah yang satu itu selalu menjadikan bulan Desember sebagai acara pertemuan untuk mengingatkan kembali luka dari politik identitas yang nyaris memicu perang saudara pada saat itu. Masyarakat yang sudah semakin cerdas melihat PA212 yang berkumpul tiap tahun adalah antek khilafah yang berjuang menjadikan Indonesia ini menjadi negara Islam sebagai solusi dari semua persoalan bangsa” jelas Gus Wal dalam pernyataannya kepada awak media.
Menurut Gus Wal, aparat keamanan tidak seharusnya memberi ijin acara yang bertema Revolusi Akhlak untuk Indonesia Berkah dan Palestina Merdeka. Dalam berbagai pemberitaan, PA 212 merencanakan mengundang pula Presiden Prabowo hadir di tengah mereka.
“Dengan mengundang Presiden, PA212 seolah sedang mencitrakan dirinya didukung oleh Presiden Prabowo. Padahal mereka sudah tahu Presiden Prabowo tidak akan hadir karena PA212 yang seharusnya sudah waktunya dibubarkan. Mereka sedang merangkul pendukung Presiden Prabowo untuk ikut masuk dalam rekam jejak kelam insiden 212 yang mereka banggakan itu. Ini yang PNIB maksud sebagai upaya adu domba rutin akhir tahun yang sudah waktunya ditindak tegas” lanjut Gus Wal.
Gus Wal juga menjelaskan status PA 212 yang sebenarnya menjadi kelompok binaan penguasa di era Presiden Jokowi. Mereka lahir dan eksis di era Jokowi dan kini sedang berupaya merapat ke pemerintahan Presiden Prabowo.
“PA212 yang dibiarkan berkembang di era Jokowi, kini sedang mencari majikan baru. Mereka yang merasa punya kekuatan massa 7 juta umat seperti saat demo akbar 2 Desember 2016 lalu, sebenarnya sudah kosong, banyak ditinggal pendukungnya yang kembali berakal sehat dan waras. Menolak reuni akbar 212 adalah upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dari bahaya laten kelompok PA 212, Wahabi Khilafah bibit tunas lahirnya Intoleransi Radikalisme Separatisme Terorisme” pungkas Gus Wal (AGUNG)