Jakarta, SuaraBuana.com –
Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan Lintas agama suku dan budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) menyampaikan apresiasi setinggi tingginya kepada Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri atas langkah cepat dan tegas dalam menangani dugaan jaringan terorisme yang melibatkan dua Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota Banda Aceh. Keduanya diduga terlibat dalam jaringan Negara Islam Indonesia (NII) dan kini tengah menjalani proses hukum.
Penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 tersebut menjadi bukti bahwa upaya pemberantasan terorisme di Indonesia masih terus dilakukan dengan serius, bahkan hingga ke lingkup birokrasi pemerintahan, hal ini menandakan bahwa Indonesia sedang dalam keadaan darurat Terorisme meskipun nampak tidak terlihat, terang Gus Wal.
Ketua Umum PNIB, AR Waluyo Wasis Nugroho atau yang akrab disapa Gus Wal, menyebut bahwa rakyat Indonesia patut bersyukur atas keberadaan Densus 88 yang selama ini tak kenal lelah menjaga Indonesia dari ancaman radikalisme dan terorisme diseluruh penjuru negeri dari Aceh hingga papua.
“Terima kasih Densus 88, tak kenal lelah menjaga Indonesia dari ancaman terorisme,” ujar Gus Wal
PNIB menilai Densus 88 telah menunjukkan profesionalisme dalam menjalankan tugas. Langkah penangkapan terhadap oknum ASN tersebut menjadi peringatan bahwa kelompok khilafah radikalisme Terorisme dapat menyusup ke berbagai lini, termasuk struktur pemerintahan. Oleh karena itu, PNIB mengajak seluruh elemen bangsa untuk mendukung penuh Densus 88 dan ikut serta menjaga NKRI dari berbagai ancaman yang ingin memecah-belah persatuan, terutama dari ancaman serius dari Intoleransi, Khilafah Radikalisme Terorisme, papar Gus Wal.
“Negara ini dibangun dengan darah dan perjuangan para pahlawan. Jangan biarkan kelompok-kelompok yang mengusung ideologi khilafah, HTI, NII, dan semacamnya merusak pondasi bangsa,” yang telah diperjuangkan oleh pendiri bangsa dan para pahlawan, tegas Gus Wal
Penindakan yang dilakukan Densus 88, menurutnya, merupakan langkah konkret dalam menjaga keamanan nasional serta menjamin kehidupan masyarakat yang damai dengan berlandaskan semangat kebhinekaan, persatuan Indonesia dan toleransi antar umat beragama, PNIB juga berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis aparat keamanan Densus 88, BNPT Polri, dan TNI dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi dan kebangsaan di tengah masyarakat, Gus Wal mengusulkan dan mendesak pemerintah untuk menetapkan 16 November sebegai Hari Toleransi Nasional.
PNIB mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan bersama-sama menjaga keutuhan dan persatuan NKRI dari ancaman bahaya laten Intoleransi Khilafah radikalisme Terorisme. Sebab, keamanan bangsa bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, tapi menjadi tugas kita sebagai warga Indonesia, terang Gus Wal.
Gus Wal dan PNIB Berharap kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk lebih serius menggalakkan program moderasi beragama disegala lini, baik dilingkungan pemerintahan, kementrian, bumn bumd, sokolah dan kampus, mengingat gerakan massive dari wahabi khilafah yang merupakan akar dan roh dari Intoleransi Radikalisme Terorisme yang semakin tumbuh subur di seluruh penjuru negeri dan sampai masuk pelosok kampung desa, tentunya pemerintah dan aparat penegak hukum tidak boleh diam saja, segera galakkan moderasi beragama untuk mencegah menangkal bahaya laten Intoleransi, Khilafah radikalisme Terorisme, pungkas Gus Wal. (AGUNG)