Jakarta, Suarabuana.com –
Bendera merah putih sebagai salah satu simbol kebangsaan tidak hanya menggambarkan nilai persatuan, namun tentang rasa memiliki. Warga negara yang merasa ikut memiliki bangsa mengakui bendera merah putih sebagai identitas negara yang bersifat kebendaan.Sebesar apa memahami bendera merah putih, hanya sebatas benda atau menghargainya sebagai nilai perjuangan para pendiri bangsa ? Memperlakukan sebagai hiasan atau jati diri bangsa? Melekatkan dalam ingatan dalam beraktifitas membela negara atau memakainya sebatas tampilan seragam?
Kirab bendera merah putih yang dilakukan dalam event tertentu menjadi bentuk memperlakukan simbol kebangsaan dalam spirit memiliki. Seperti yang disampaikan ormas nasionalis kebangsaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) melualui ketua umumnya, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), dan rencana kirab bendera merah putih dalam waktu dekat oleh PNIB akan dilaksanakan pada minggu 1 juni 2025 (01/06/2025).
“Kirab bendera merah putih yang menjadi aktifitas rutin PNIB bertujuan menyebar virus nasionalisme. Apa yang kita lakukan sangat sederhana namun berdampak pada ingatan kembali kepada jati diri bangsa” jelas Gus Wal memaparkan konsep kirab merah putih sepanjang 300 meter yang dilakukan PNIB di beberapa kota besar.
Perkembangan jaman, arus teknologi hingga serangan ideologi asing menjadi tantangan pada penghuni bangsa saat ini. Bagaimana menangkal itu semua dengan kembali kepada identitas bangsa.
“Arus transnasional segala bidang tidak bisa kita hindari karena begitulah realita peradaban jaman. Namun ingatan sebagai wargas bangsa Indonesia yang lahir, dewasa dan tumbuh di negara ini menjadi pertahanan setiap individu dalam menangkal pengaruh asing dalam hal apapun. Kalau kita merasa memiliki Indonesia maka tidak akan mudah menjual SDA, merasa sebagai warga NKRI tidak akan mudah mudah tergiur tawaran paham asing” lanjut Gus Wal.
PNIB sebagai ormas terbuka dalam spirit kebangsan, kebhinekaan dan toleransi budaya tradisi Nusantara, mengedepankan aktifitas persuasive, himbauan dan ajakan damai. Kirab merah putih yang sedang direncanakan hadir di beberapa kota besar bukan aktifitas transaksional. Namun menjadi momentum introspeksi kebangsaan.
“Setiap individu memiliki rasa nasionalisme kebangsaan yang berbeda. Kirab merah putih PNIB untuk menyatukan mereka dalam naungan bendera merah putih yang sama. Gotong royong dan kebersamaan menjadi ukuran kesuksesan acara kirab yang tidak pernah bergantung pada sponsor. Hadir, berbuat dan berdiskusi menjadi panduan paket perjuangan PNIB” pungkas Gus Wal. (AGUNG)