Depok, Suarabuana.com –
Dua akronim kebangsaan dimunculkan ormas kebhinekaan lintas Agama, Budaya dan Tradisi Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) dalam acara kirab merah putih dalam rangka 80 tahun hari kelahiran Pancasila di Depok. Dalam penjelasannya, Ketua Umum PNIB AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal memaparkan makna tersirat dalam istilah JasMerah dan JasHijau.
“JasMerah singkatan Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah yang sudah banyak dipahami banyak orang. Sedangkan JasHijau bermakna Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama (Kyai). 2 hal tersebut menjadi satu kesatuan dalam kerangka kehidupan berbangsa di negara plural berbhinekka tunggal ika sebesar Indonesia” jelas Gus Wal kepada awak media usai acara kirab merah di kota Depok pada Minggu (1/6/2024)
PNIB menganggap 2 hal tersebut penting disosialisasikan dalam rangka mebuka kesadaran masyarakat akan pentingnya sejarah dan sosok yang berjasa pendiri bangsa terlepas dari penjajahan.
“Sejarah menjadi catatan peristiwa masa lalu sebagai bekal menjalani masa kini dan masa depan. Dalam peristiwa tersebut ada sosok-sosok penting sebagai pelaku dan pencetus sejarah tersebut. Dalam hal ini para ulama (Kyai) punya jasa besar yang tidak boleh dilupakan” lanjut Gus Wal.
Rencana pemerintah akan menulis ulang sejarah bangsa yang menuai banyak tanggapan, menurut PNIB selayaknya kembali kepada 2 istilah JasMerah dan JasHijau. Menulis ulang tidak boleh dilakukan dengan menghapus sejarah yang sudah menjadi kesepakatan sebelumnya.
“Para ahli yang dipercaya menulis ulang sejarah jika berpedoman pada JasMerah dan JasHijau maka tidak ada istilah ulang, tetapi melengkapi catatan sejarah. Hitam putihnya sejarah masa lalu bangsa tidak bisa ditulis ulang dengan menghilangkan beberapa momentum. JasHijau itu harga mati yang tidak perlu direka ulang” imbuh Gus Wal. (AGUNG)