Yogyakarta, Suarabuana.com –
Setiap tahun pada tanggal 25 Desember selain perayaan Natal bagi umat Nasrani, kita rakyat Indonesia juga mengingatnya sebagai hari toleransi antar umat beragama. 24 tahun yang lalu pada 24 Desember 2000 seorang anggota Banser NU bernama Riyanto mengorbankan jiwa dan nyawanya untuk menyelamatkan nyawa para jamaah gereja eben heezer Mojokerto dari aksi bom teroris.
“Aksi kepahlawanan Riyanto bagi kemanusiaan menjadi bukti toleransi antar umat beragama adalah benteng persatuan dan kesatuan dalam menangkal aksi terorisme. Pelaku teroris tidak datang tiba-tiba dari langit, tapi diawali dari aksi intoleransi yang dipupuk oleh kepentingan asing dan berubah menjadi radikal kemudian diwujudkan dalam aksi keji teroris.” Jelas Gus Wal selaku Ketua Umum organisasi lintas Agama, Suku Budaya, Tradisi dan Kebhinekaan PNIB.
Atas peristiwa dramatis tersebut menjadi momentum perlawanan kepada kelompok terorisme yang mengancam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara hingga hari ini. Menurut Gus Wal, Riyanto layak dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional untuk mengenang jasanya.
“Riyanto layak diangkat menjadi Pahlawan Nasional, senjata dia menghadapi penjajah teroris bernama toleransi. Hingga hari ini kelompok teroris gagal memecah belah dan mengadu domba antar umat beragama karena Riyanto memberi bukti pelaku teroris yang mengebom Gereja bukan Islam. Mereka hanya meminjam Islam sebagai kedok aksi intoleransinya karena jelas didalam islam tidak diajarkan untuk mengebom rumah ibadah apalagi mengganggu kegiatanya” kata Gus Wal mengingatkan kepada semua pihak.
PNIB sebagai organisasi yang konsisten mengawal Pancasila dan Kebhinekaan tidak pernah berhenti menyuarakan toleransi sebagai solusi menangkal aksi adu domba. Menurut Gus Wal persatuan dan kesatuan bangsa hanya bisa dicapai dengan spririt toleransi dan kesetaraan tanpa syarat.
“Bangsa ini dibangun dari bermacam suku, agama, adat budaya, tradisi dan perekatnya adalah toleransi. Saling menghormati dan menghargai kini sedang diprovokasi oleh upaya saling membenci saling membenarkan keyakinannya. Kita butuh sosok Pahlawan Nasional untuk simbol toleransi, penjaga dan pengawal pancasila serta bhinneka tunggal Ika dalam amal nyata yang tak sekedar bisa dikenang, namun juga menjadi teladan oleh generasi yang akan datang dalam komitmen menjaga dan melestarikan Indonesia yang Berpancasila Berbhinneka tunggal ika, Riyanto menjadi sosok yang tepat, meskipun generasi sekarang tidak mengetahui peristiwanya namun bisa mengingat perjuangannya”, ujar Gus Wal.
PNIB berharap Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf memberikan Gelar Pahlawan Nasional kepada Riyanto Sang Pahlawan Toleransi Penjaga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai spirit semangat mencintai tanah air Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal ika terpatri dalam benak pemuda dan generasi yang akan datang ditengah arus gelombang paham ideologi trans nasional radikalisme Terorisme yang semakin tumbuh subur dan sangat memprihatikan, imbuh Gus Wal menegaskan dukungannya kepada Riyanto untuk dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. (AGUNG)