Yogyakarta, Suarabuana.com_
Sebagai Bapak Bangsa Sekaligus Guru Bangsa, Gus Dur mewariskan banyak ajaran penting bagi bangsa dan negara. Ulama’ besar nan kharismatik yang pernah menjadi Presiden keempat Indonesia itu dikenal sebagai tokoh pluralisme dan pemersatu kebhinekaan sepanjang hidupnya.
Salah satu falsafah ajarannya yang tidak lekang oleh waktu adalah prinsip “Menajamkan Nurani Membela Yang Lemah” Indonesia dengan berbagai persoalan sosial, ekonomi, politik dan kerukunan hidup antar umat beragama masih utuh bernama NKRI karena ajaran kepedulian pada kemanusiaan warisan Gus Dur.
“Konflik politik antar elite dan kesenjangan ekonomi yang masih terjadi melahirkan kaum lemah yang tidak berdaya dalam menjalani kehidupan. Meraka jumlahnya masih banyak ada di sekitar kita dan berada di bawah garis kemiskinan. Menajamkan nurani yang diajarkan Gus Dur menyadarkan kita akan nilai-nilai kemanusiaan untuk peduli kaum lemah” kata Gus Wal Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB).
Sebagai organisasi kemasyarakatan yang mewarisi dan mengikuti ajaran Gus Dur, PNIB merasa perlu mensosialisasikan kembali nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan dan toleransi dalam rangka menjaga keharmonisan, persatuan dan kesatuan bangsa dari ancaman pengaruh asing yang menyerbu secara massive.
“Ini era dimana politik kotor, perdagangan bebas dan koruptor semakin merajalela efek dari persaingan jaman. Pilihannya hanya dua, kita berada dalam carut marut tersebut atau berada di luar aksi yang mengakibatkan kaum lemah semakin tertindas oleh sistem. Pilihan pertama tentu saja mudah dilakukan karena tidak membutuhkan nurani. Dan pilihan berada di luar carut-marut maka kita akan bertemu kenyataan kaum lemah yang menjadi korban” imbuh Gus Wal.
Menurut Gus Wal membela kaum lemah bisa dilakukan dengan berbagai cara. Gus Dur mengajarkan pentingnya kesadaran pada nurani sebagai sumber dari kebijaksanaan.
“Membela kaum lemah disaat kita sendiri masih lemah tidak harus dengan memberinya bantuan materi. Tetapi menemani mereka, berada di tengah mereka, mendengar keluh kesah menjadi penguat mereka bertahan untuk kemudian bangkit. Berada di tengah korban PHK, penggusuran dan intimidasi paham asing itu dasarnya panggilan nurani, bukan panggilan kerja yang menghasilkan keuntungan. Di akhir tahun 2024 ini PNIB masih bertahan konsisten bersama di tengah mereka yang lemah dengan kekuatan gotong-royong dan kekeluargaan. Tahun 2025 yang diprediksi situasi semakin suram tidak mengendorkan semangat perjuangan kami bersama PNIB.” Lanjut Gus Wal.
Gus Wal juga menegaskan komitmennya membela kaum lemah dengan aksi-aksi sosial, kemanusiaan dan membumikan Pancasila, Merah Putih serta konsisten menolak Khilafah, Wahabi, Radikalisme dan Terorisme.
“Kami berjuang bersama rakyat, menolak kenaikan pajak, Politisasi Agama, PHK, korupsi dan yang pasti menolak Nusantara ini dijadikan negara khilafah” Ujar Gus Wal.
Diakhir kalimatnya Gus Wal memohon sangat kepada Presiden Prabowo Subianto yang seorang Patriot untuk konsisten meneladani Perjuangan Gus Dur, Panglima Besar Jendral Sudirman dan Para Pendiri Bangsa agar selalu bersama rakyat, memperjuangkan kesejahteraan rakyat dengan senantiasa berjuang bersama sama rakyat dengan membatalkan rencana kenaikan PPN 12%, karena kenaikan PPN 12% akan banyak sekali mudhorotnya ketimbang mashlahatnya, Pungkas Gus Wal. (AGUNG)