BerandaDaerahPantau Penurunan Stunting di Bursel, Bupati dan Ketua TPPS...

Pantau Penurunan Stunting di Bursel, Bupati dan Ketua TPPS Turun ke Desa

Pantau Penurunan Stunting di Bursel, Bupati dan Ketua TPPS Turun ke Desa

Buru Selatan, SUARABUANA – Dalam rangka mempercepat penurunan Stunting di wilayah Kabupaten Buru Selatan, pihak pemda Buru Selatan (Bursel) bersama Tim Percepatan penurunan Sunting (TPPS) terus melakukan kunjungan kerja kesejumlah wilayah di kabupaten Bursel.

 

Bupati Bursel, Safitri Malik Soulisa bersama ketua TPPS Kabupaten Bursel yang juga Wakil Bupati (Wabup) Bursel Gerson E Selsily, melakukan kunjungan kerja ke desa Waesili di kecamatan Waesama, kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, senin (1/8/2023).seperti di kutip dari targetdaerah.com.

 

Walaupun medan yang cukup sulit untuk mencapai desa Waesili, dimana harus berjibaku dengan derasnya arus sungai untuk sampai ke tempat tujuan, namun Ibu Bupati dan ketua TPPS bersama rombongan tetap semangat untuk sampai ke lokasi tujuan.

 

Kedatangan Bupati dan ketua TPPS Bursel itu disambut meriah oleh warga Desa Waesili dan melakukan pertemuan dan dialog dengan para orang tua anak, bayi dan balita serta Ibu hamil.

 

Dalam kunker itu, Bupati dan wakil bupati Bursel, di dampingi Forkopimda dan pimpinan SKPD Kabupaten Buru Selatan.

 

Ketua TPPS Bursel Gerson Elieser Selsily meminta dengan tegas kepada Penjabat Kepala Desa (Kades) Waesili Kecamatan Waesama M.Taha Takimpo agar angka Stunting di desa tersebut harus turun.

 

“Terkait dengan stunting, mungkin kita semua dengar apa itu stunting, kira-kira apa yang dimaksud dengan stunting ini sebetulnya apa, stunting ini semacam penyakit kronis,” ujar Wabup.

 

Menurutnya, stunting ini penyakit kurang gizi, yang betul-betul kronis yang diawali pada anak-anak.“Untuk Desa Waesili untuk tahun 2023 ini termasuk Desa yang menjadi Lokus Stunting,”tandasnya.

 

Ditambahkan, data yang disampaikan penjabat Kepala desa, dimana di desa Waesili ada kurang lebih ada 15 anak yang diduga stunting.

 

Dijelaskan, stunting artinya seorang anak mengalami kurang gizi mengalami pertumbuhan (pendek) karena kurang asupan makanan bergizi.

 

“Bisa dilihat dari umur yang tidak cocok dengan berat badan, umur tidak cocok dengan tinggi badan, itu pertanda anak itu stunting, sehingga hal ini harus menjadi persoalan bersama dan perhatian bersama,” jelas Selsily.

 

Stunting ini kata Wabup, tidak hanya pada sebatas anak, tetapi selama masih cabang bayi didalam kandungan ibu dan ada sekitar 5 subjek untuk mengobati anak ketika masih dalam kandungan ibu terhindar dari stunting.

 

Dikatakan, ibu-ibu muda harus menjadi perhatian petugas kesehatan harus memperhatikan dengan pemberian pil vitamin seperti penambahan dara, karena berhubungan dengan anemia.

 

“Makanan bergizi harus menjadi perhatian terutama khususnya bagi para calon pengantin atau calon Ibu, juga bagi ibu hamil dan anak-anak harus diberikan makanan tambahan yang bergizi,”tandasnya.

 

Hal ini, lanjut Wabup, harus menjadi perhatian tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat agar lebih memperhatikan mereka.

 

“Untuk desa Waesili, tahun depan 2024, kita berharap, stunting sudah harus turun, angka stunting sudah harus turun,” harap Selsily tegas.

 

Pada kesempatam itu, selaku Ketua TPPS Bursel meminta masyarakat untuk dapat melaporkan perkembangan stunting melalui goup SMS yang telah di buka. (byb)

suara buana
suara buanahttps://suarabuana.com/
https://suarabuana.com/