DEPOK, suarabuna.com – Saat ini, kita berada dalam era web 3.0. Konsep yang diusung pada web 3.0 adalah intelektualitas buatan (artificial intelligence). Namun, ada dampak negatif dari perkembangan web 3.0. dengan rendahnya ketersediaan lapangan pekerjaan dikarenakan sumber daya manusia (SDM) telah digantikan oleh teknologi digital.
Dampak negatif lainnya adalah akan berkurangnya interaksi manusia secara emosional di dunia nyata. Dan ini akan mengurangi fitrah manusia sebagai mahluk sosial atau yang disebut dengan dehumanisasi.
Faktor berkurangnya lapangan pekerjaan, menyebabkan pencari kerja banting stir dengan membuka usaha. Banyak startup-starup baru yang mencoba untuk membuat usaha dengan menitik beratkan pada pendanaan/investasi yang disebut unicorn.
Akan tetapi, dalam membuat usaha tersebut tidak mudah. Ada beberapa contoh perusahaan startup yang bangkrut atau tutup, sebut saja Fabelio (markepalce furniture), Valadoo (situs e-commerce yang bergerak di bidang perjalanan wisata), Sorabel (e-commerce produk pakaian dan masih banyak lagi. Penyebabnya perusahaan startup bangkrut adalah karena kehabisan modal di tengah jalan usaha.
Ditambah perusahaan startup tersebut juga mempunyai kewajiban membayar hutang, tinggal tunggu waktu bangkrutnya saja. Ini lah yang disampaikan Pak Syamsul Safin. Dia sangat konsen kepada pengusaha yang ingin terbebas dari hutang, yang juga mempunyai dorongan untuk membantu para banker agar angka NPL tidak tinggi.
Atas dorongan ini, para influencer sosial media linked-in tergerak untuk berkumpul bersama dalam acara tatap muka nasional Influencer linked-In yang diselenggarakan pada Rabu, 2 Februari 2022.
Data menyebutkan, pengguna linked-in seluruh dunia saat ini sudah mencapai 740 juta pengguna, dan sekitar 21 juta pengguna berasal dari Indonesia. Linked-In adalah sosial media yang di dalam nya merupakan para profesional di segala bidang.
Acara Seminar ini yang diprakarsai oleh Syarea World yang merupakan perusahaan yang sudah membantu banyak pengusaha-pengusaha untuk growth bahkan di masa pandemi.
Mili sebagai perusahaan Platform digital berbasis apps mendukung penuh acara ini. Menurut Deputy CEO Mili Erik Yoachim atau yang biasa disapa Erik, Mili menyambut dengan antusias acara ini dan semoga dengan acara seperti ini Mili dapat berkontribusi untuk mengurangi pengangguran di Indonesia.
Mili juga merupakan partner bisnis perusahaan telekomunikasi di Indonesia yakni Telkomsel. Hubungan keduanya sudah terjalin lama dan sangat baik maka, Mili mampu berbisnis dengan basis digital yang sudah meraup keuntungan saat baru mulai.
Pada acara seminar tersebut turut menghadirkan beberapa pembicara yang berpengalaman di bidangnya. Pertama, Dr. Harry Patria menjabat sebagai CEO & Chief Data Strategist at Patria & Co | Expert Committee at PLN | Lecturer at ITB, UI, ITS. Yang membawakan tema “This is Overwhelmed Era, Be Aware!,”
Pembicara kedua adalah Aukaria (Oka) Rahman yang menjabat sebagai Head of Human Resources at Unicharm akan membawakan materi “How to Get Recruiter’s Attention”.
Pembicara ketiga adalah M.N. Ikrar sebagai Founder of Bicara Itu Muda membawakan materi dengan tema “Being Real, Getting Success”.
Pembicara selanjutnya adalah Pak Ang Harry Tjahjono sebagai General Manager, Human Capital & Corporate Affairs at PT. Salam Pacific Indonesia Lines. Yang membawakan materi dengan tema “
Acara tersebut berlangsung selama enam jam mulai pukul 09.00-15.00 WIB yang dihadiri sekitar 100 orang secara offline dan 200 orang yang akan hadir secara online dari berbagai latar belakang profesi.
Dan acara serupa, rencananya akan digelar secara berkala untuk membantu para calon pekerja agar dapat segera mendapatkan pekerjaan sehingga angka pengangguran di negeri yang kita cintai ini diharapkan berkurang secera perlahan. (*)