Banten, SUARABUANA.com – Dunia dan akhirat, hidup dan mati, itu semua rahasia kecil sesungguhnya bagi Allah yang sudah tidak mampu dipahami sepenuhnya oleh manusia, karena sedikitnya ilmu yang diberikan oleh Tuhan. Sebab manusia tidak mungkin mampu menerima semua ilmu milik Tihan. Karena manusia sendiri tidak akan mampu memiliki dan menguasai sepenuhnya dari Tuhan Yang Maha Pengasih, tapi juga Sabgat Maha Penyayang bagi setiap manusia.
Jadi sungguh, tidak mungkin manusia mampu bersanding — apalagi hendak bersaing dengan Tuhan — sekalipun ada manusia yang bisa mendekatkan dirinya hingga tiada lagi berjarak dengan Tuhan.
Begitulah keyakinan dan pemahaman dalam budaya agama manusia. Seperti di Jawa: “manunggaling kawulo lan gusti” itu sesungguhnya semacam ujung dari perjalanan spiritual yang sudah paling dekat berada di beranda rumah Tuhan. Meski sebenarnya jalan itu masuh jauh namun tetap asyik untuk dijalani. Sehingga kidung dan segenap pujian dilantunkan seperti jadi pelipur lelah dan dahaga jadi tiada terasa.
Secara umum pun umat Islam ingin berulang kali datang ke Ka’bah. Sebagai bagian dari jutaan jumlah misteri yang juga sama tersimpam pada setiap kepala jamaah yang berdatangan ke Baitullah.
Begitulah misteri hidup, tak pernah tahu kapan akan lahir dan kapan akan mati. Persis semacam bentuk keberuntungan dan kerugian, tanpa pernah bisa secara tepat dapat dipastikan. Semacam sehat dan sakit yang sepenuhnya tidak dalam kendali dan kemampuan sepenuhnya oleh manusia termasuk pada keberadaan dirinya sendiri.
Ibarat sholat atau ibadhah pada umumnya, sesungguhnya bisa saja dipahami dan disadari dari pengertian yang berbeda-beda. Misalnya untuk memahami sholat itu sebagai upaya untuk selalu mengontrol diri dengan cara merinci setiap waktu yang telah ditentukan waktu sholat, itu juga bagian dari misteri yang harus dan wajib ditaati.
Lalu mengapa waktu sholat maqrib, isa, subuh dan zuhur serta azar harus begitu. Toh, tidak banyak orang yang benar memahami maksud Tuhan dari menenrukan waktu sholat seperti itu. Jadi, ini artinya betapa banyak rahasia Tuhan yang tidak dipahami oleh manusia. LaLu adakah yang telah mampu dalam mengngungkap rahasia Tuhan dengan menentukan waktu sholat seperti itu ?
Jadi dalam pemahaman Islam pun sesungguhnya soal yang ghaib dan misteri itu sungguh ada. Seperti sebuah kekuatan yang mampu memutar mesin waktu, siapa yang kuasa menjalankan atau menghentikan.
Jika pun ada film yang berupaya mengungkap misteri tentang mesin waktu ini, toh itu semua tak lebih dari ekspresi pengakuan yang sesungguhnya dari keyakinan bahwa Tuhan itu sungguh ada.
Dan keberadaan Tuhan pun tidak lagi dipersoalkan. Sebab Tuhan itu sendiri sungguh tidak terjangkau oleh kemampuan sekalipun yang dimiliki manusia, kecuali keyakinan dan kepercayaan semata yang mutlak dapat menerimanya. Adapun keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki manusia itu pun amat sangat terbatas. Sebab keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki manusia masih belum bisa menjadi jaminan vagi dirinya tidak sampai tergelincir atau bahkan sesat. Karena penyebabnya manusia tergoda oleh setan serta iblis yang juga diciptakan oleh Tuhan Tuhan itu, jelas untuk ikut serta menguji ketangguhan manusia di dunia dan diakherat.
Dari keberadaan setan maupun iblis itu pun yang hanya dapat diyakini oleh manusia sebagai bagian lain dari makhluk ciptaan Allah, pun jelas merupakan suatu musteri yang juga tidak gampang untuk dipahami. Hanya saja dalam keyakinan dan kepercayaan dari mazhab tertentu dalam perspektif agama tentu saja– iblis dan setan itu dapat dipahami semacam tenaga ahli penguji iman dan ketaqwaan hingga etika, moral dan akhkak manusia apakah masih mulia atau sudah abu-abu atau sepenuhnya telah menjadi hitam ?
Itulah sebabnya jalan spiritual mesti ditempuh, seperti yang terus dikumandangkan oleh Eko Sriyanto Galgendu dari GMRI bersama kawan-kawan untuk terus menempuh jalan menuju rumah Tahun. Jalan spiritual yang lurus menuju rumah Tuhan itu dipolih supaya tidak sesat — apalagi sampai khianat — seperti yang disebut murtad dalam versi agama — maka itu hakikat kiamat pun dapat dipahami memang sudah drkat bagi hidup manusia di dunia yang fana ini.
Agaknya, benar juga ajakan untuk teruslah berjalan lurus menuju rumah Tuhan bersama GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) harus terus menerus dibangkitkan, agar gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual untuk bangsa dan negara Indonesia guna membangun peradaban yang lebih manusiawi di bumi, kelak dapat sampai ke akherat dalam keadaan waras dan selamat.(JE)