Pontianak, SUARABUANA.com – Ketua Umum Rangkulan Jajanan Wartawan dan Lembaga Indonesia (RAJAWALI), HAdysa Prana, mengecam keras pernyataan Gubernur Kalimantan Barat, Drs. H. Ria Norsan, M.M., M.H., yang melabeli sebagian media online sebagai “wartawan bodrex” dalam perayaan HUT ke-6 Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Jumat (8/8/2025). Ucapan tersebut dinilai tidak pantas keluar dari pejabat negara di forum resmi yang dihadiri insan pers.
Alih-alih memberikan ucapan selamat, Gubernur Norsan justru menyoroti maraknya media abal-abal yang berganti nama atau akun, namun tetap dikelola orang yang sama. “Ini yang saya sebut wartawan bodrex. Rawan sekali disalahgunakan,” kata Norsan dalam sambutannya.
Hady menilai ucapan tersebut adalah bentuk generalisasi yang merendahkan martabat profesi jurnalis. “Mengkritisi oknum boleh, tapi melempar label yang merendahkan di forum resmi berpotensi memperkeruh hubungan pemerintah dan pers. Pejabat negara seharusnya membangun narasi penguatan sinergi, bukan menebar stigma,” tegasnya.
Istilah “wartawan bodrex” selama ini dikenal sebagai sebutan peyoratif bagi jurnalis tidak profesional. Penggunaannya di momentum HUT IJTI dianggap tidak etis dan melukai perasaan wartawan yang hadir.
Meski Norsan menegaskan dirinya terbuka terhadap kritik kebijakan serta mengajak media menjadi mitra pemerintah, ucapannya meninggalkan catatan serius. “Bagi banyak kalangan, ini bukan sekadar kritik, tetapi bola panas yang menuntut klarifikasi demi menjaga hubungan harmonis antara pers dan pemerintah”
Penulis : TIM RAJAWALI
Sumber : DPP RAJAWALI