Jakarta, SUARABUANA.com – Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menyebut bahwa 50% ekonomi Indonesia dikuasai oleh penduduk etnis China, padahal populasi mereka tidak lebih dari 5 persen.
Pernyataan yang dilansir pekan lalu saat JK memberi sambutan pada acara Halalbihalal ICMI itu, ditanggapi datar Ketua Umum ASPRINDO (Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia), Jose Rizal.
“Tidak terlalu mengejutkan bagi saya,” ujarnya. “Bukankah sejak lama kita tahu bahwa ekonomi Indonesia memang dikuasai etnis China? Persoalannya adalah apa yang dilakukan pemerintah agar kue ekonomi etnis China tidak semakin membesar dan kue ekonomi penduduk pribumi tidak semakin mengecil?”
Menurut Jose Rizal, berharap pengusaha pribumi bangkit dengan bersaing secara head to head dengan pengusaha China, itu sama saja bohong. “Pengusaha China sudah terlanjur meraksasa. Sejak jaman orde baru mereka sudah difasilitasi pemerintah. Modal mereka sudah tidak mungkin terkejar.” Jose juga menyebut bahwa berharap bantuan pinjaman modal dari bank, Itu juga hanya wacana. Hampir semua lembaga perbankan dimiliki pengusaha etnis China. Prioritas pinjaman ke etnis China juga. Jika pinjam ke bank pun, selain dicekik bunga, juga membutuhkan segala macam persyaratan kolatoral yang sulit dipenuhi oleh pengusaha pribumi. Apalagi yang kelas UMKM.
Jose menyebut bahwa keberpihakan kepada pengusaha pribumi hanya laku sebagai jualan kampanye calon presiden atau calon gubernur. “Faktanya, saya keliling Indonesia.. Saya melihat tidak ada program yang jalan sebagai wujud dari keberpihakan kepada pengusaha pribumi. Yang ada, kini semakin banyak pengembangan kawasan dengan identitas yang mencolok sebagai kawasan usaha dan pemukiman etnis China. Jadi, bagaimana bisa berharap ekonomi ada di tangan pribumi?
Jose mengakui bahwa pengusaha pribumi memang sebagian besar masih memiliki kompetensi dan jiwa enterpreneurship yang relatif lebih rendah dibandingkan pengusaha etnis China. “Etos kerja etnis China itu luar biasa.
Pengusaha pribumi harus belajar soal etos kerja ini. Tapi siapa yang bisa mengembangkan kompetensi dan mendorong etos kerja mereka kalau bukan pemerintah?”
Karena itu tidak heran kalau pengusaha etnis China semakin melejit, dan pengusaha pribumi makin terpuruk. Apalagi sekarang, setelah dihantam pandemi, “Kita tidak bisa membandingkan dengan negara tetangga, Malaysia. Disana, dengan jumlah populasi yang mencapai 30%, etnis China hanya menguasai 60%. Itu pun, pemerintah terus mendorong pengusaha pribumi tumbuh.
Keberpihakan mereka jelas, tertuang dalam kebijakan pemerintah Malaysia. ”Karena itu, Jose Rizal menantang calon presiden mendatang. Jika ada calon presiden 2024 yang berkomitmen untuk memasukkan agenda keberpihakan pada pengusaha pribumi dalam program kerja mereka, maka ia akan terjun langsung berkampanye ke anggota Asprindo untuk memilih kandidat dimaksud.
Asprindo ada di semua provinsi dan kota di Indonesia. Juga ada perwakilan engusaha diaspora di 34 kota di dunia “Tentu keberpihakan yang jelas, Ada kontrak politik. Bukan sekadar janji-janji saat berkampanye,” pungkasnya.” tegasnya.
Penulis : DM/ Redaksi