MAJALENGKA, suarabuana.com – Dalam upaya literasi kebencanaan sejak dini kepada para Pelajar, Kementerian Sosial RI (Kemensos) menggelar kegiatan tanggap bencana (tagana) masuk sekolah (TMS) dan Pesantren di Yayasan Al Mizan, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Pepen Nazaruddin mengatakan, adapun pelaksanaan kegiatan ini untuk memberikan pengenalan motivasi dan penanganan bencana kepada para Pelajar sejak dini.
“Kita menargetkan, bagaimana mensosialisasikan penanganan bencana kepada para Pelajar di Sekolah dan Pesantren supaya mereka (pelajar), dapat mengerti dalam penanganan bencana sejak dini,” ujar Pepen dalam Kegiatan TMS di Yayasan Al Mizan, Majalengka, Senin (25/4/2022).
Pepen menerangkan, Kegiatan TMS (Tagana Masuk Sekolah atau Tagana Masuk Pesantren) merupakan salah satu program unggulan dari Kemensos yang menyasar para Pelajar di Sekolah dan Pesantren.
“Para Pelajar dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan bencana supaya para Pelajar nanti dapat menularkan ilmu tersebut ke masyarakat,” harapnya.
Dalam giat ini, Yayasan Al Mizan menjadi Sekolah/Pesantren pertama di Kabupaten Majalengka yang mendapatkan program TMS. Selanjutnya, akan dilaksanakan kegiatan serupa ke sembilan Sekolah/Pesantren lainnya di Kabupaten Majalengka, yang akan mendapatkan literasi kebencanaan.
Kegiatan literasi kebencanaan yang dilakukan Kemensos melalui program TMS dan Pesantren mendapatkan apresiasi dari Komisi VIII DPR RI.
Hal itu diutarakan Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. “Kami mengapreasiasi program ini. Kita selalu menekankan, gerakan literasi bencana, mensosialisasikan, serta mengedukasikan hal itu kepada masyarakat, terutama lingkungan sekolah, dan saya mengusulkan ke pesantren,” ujar Maman.
Maman Imanul Haq, yang juga Ketua Yayasan Al Mizan, mengusulkan agar para Pelajar di Yayasan yang bersangkutan untuk diberikan literasi kebencanaan oleh Personel Tagana.
Menurutnya, edukasi melalui TMS ini sangat efektif, lantaran masyarakat Indonesia tidak bisa dibiarkan hanya menunggu takdir, lalu bencana muncul.
“Harus ada edukasi, bahwa bencana ini sebenarnya bisa diminimalisir. Kita tidak bisa menolak bencana, tapi bisa meminimalisir bencana,” tuturnya.
Dia mengakui, bahwa kehadiran Tagana dapat memberikan edukasi dan pelatihan menjadi sangat penting, seperti di Yayasan Al Mizan ini, nantinya para Pelajar akan membagikan kembali pengetahuan tersebut saat kembali ke tengah masyarakat yang lebih luas,” tuntasnya.
Kemensos memberikan pemahaman dan meningkatkan kemampuan anak usia sekolah dengan berbagai pengetahuan mengenai penyelamatkan diri, mengenali rambu evakuasi, berkomunikasi untuk minta tolong atau mencari bantuan, menenangkan diri sendiri dan temannya ketika terjadi bencana dan mengenali sistem sumber dan tahu untuk mengaksesnya. (jim)
SUMBER : HUMAS KEMENTERIAN SOSIAL RI