BerandaDaerah Khusus JakartaKapolda Metro Jaya: Rilis Akhir Tahun Ungkap Pencapaian Terbesar...

Kapolda Metro Jaya: Rilis Akhir Tahun Ungkap Pencapaian Terbesar dan Inovasi Digital Polri sepanjang Tahun 2024

Jakarta, SUARABUANA.com— Kapolda Metro Jaya didampingi para stakeholder Utama dan para Kapolres jajaran Polda Metro Jaya, mengundang rekan-rekan media terkait Rilis akhir tahun 2024, yang bertempat di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya, Komdak Jl Gatot Subroto Jakarta Selatan pada Selasa (31/12/2024). Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto memaparkan bahwa penyelesaian kasus selama tahun 2024 telah mencapai 40.750 kasus. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 1200 kasus dibandingkan tahun 2023 yang pencapai 41.950 kasus.

Karyoto juga menyatakan bahwa terdapat 53 anggotanya yang dipecat karena pelanggaran kode etik selama tahun 2024. Pemecatan merupakan komitmen Polda Metro Jaya dalam rangka menerapkan mekanisme reward and punishment di lingkup internal. Angka pelanggaran yang dilakukan anggota meningkat 89% dari 2023, angka tersebut sejalan dengan komitmen Polri dalam menindaklanjuti aduan yang masuk. Lebih lanjut Karyoto menegaskan, ia akan terus mengawasi dan menindaklanjuti anggota-anggotanya di lapangan yang melakukan pelanggaran. maupun tindak lanjut laporan-laporan pengaduan masyarakat betul-betul ditindaklanjuti, dan tidak segan-segan mengeluarkan Surat Telegram tunggal untuk melakukan tindakan”, ucap Irjen Karyoto.

Karyoto menegaskan juga mengenai kesiapannya untuk selalu terus menerima kritik. “Terima kasih atas kerjasamanya selama ini, tetap kritisi saya yaa,” ujarnya saat menyerahkan cinderamata di rilis akhir tahun. Pemberian cinderamata disampaikan Kapolda seusai melakukan sesi tanya-jawab dengan kalangan media.

Sebelumnya, Irjen telah memaparkan capaian jajarannya sepanjang 2024, dari seluruh satuan kerja Polda Metro Jaya.

Secara umum, katanya, di tengah makin tinggi dan beragamnya tingkat kejahatan di wilayah hukum DKI Jakarta, jajaran penegak hukum Polda Metro Jaya sudah bekerja dengan baik dan optimal.

Kendati demikian, Kapolda secara terbuka juga menyebutkan masih adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan jajarannya.  Termasuk, pemerasan yang dilakukan terhadap sejumlah warganegara Malaysia saat pertunjukkan konser Djakarta Warehouse Project (DWP) di Kemayoran  beberapa waktu lalu.

“Kita semua tahu bahwa itu tak hanya dilakukan aparat dari Polda (Mtero Jaya) saja, tetapi juga dari Mabes Polri. Saya kira ini juga menjadi perhatian kalangan media,” papar Karyoto.
Masalah pemerasan konser DWP itu termasuk yang dipertanyakan oleh awak media dalam sesi tanya-jawab dan Karyoto menjawabnya secara terbuka.

“Bayang-bayang sebuah peradaban, kalau semakin tinggi peradaban, dimensi-dimensi baru juga muncul,” ujar Kapolda saat menanggapi pertanyaan awak media.

Ia mencontohkan kejahatan baru yang lahir dari perkembangan teknologi, seperti pelanggaran Undang-Undang ITE, di samping kejahatan konvensional seperti pencurian.

Menurut Kapolda, pemicu utama kejahatan konvensional, seperti pencurian kecil, sering kali berhubungan dengan kesulitan ekonomi yang mendorong pelaku untuk mencari “jalan pintas”. “Seseorang yang kesulitan ekonomi bisa mencuri tabung gas atau beras dari toko. Itu tetap dianggap satu kejahatan,” ungkapnya.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, menjawab pertanyaan mengenai meningkatnya tingkat kejahatan di wilayah Jakarta yang tercatat naik 2% selama tahun 2024. Dalam kesempatan tersebut, Irjen Pol Karyoto mengungkapkan beberapa wilayah dengan tingkat kejahatan paling tinggi, serta faktor-faktor yang memengaruhinya.

Ia menyoroti dua wilayah Polres dengan tingkat kejahatan tertinggi di Jakarta. “Dari analisa dan evaluasi yang kami lakukan, Polres Jakarta Timur dan Polres Jakarta Selatan mencatat jumlah kejahatan paling tinggi selama beberapa waktu terakhir,” jelasnya.

Kapolda menjelaskan bahwa luas wilayah dan jumlah penduduk menjadi faktor utama penyebab tingginya angka kejahatan di kedua wilayah tersebut. “Jakarta Timur, misalnya, adalah wilayah yang luas dan berbatasan dengan Bekasi. Wilayah ini menyumbang cukup banyak kasus kejahatan dibandingkan dengan wilayah Jakarta Pusat yang lebih kecil,” tambahnya.

Dalam mengatasi persoalan ini, Kapolda Metro Jaya bersama jajarannya rutin mengadakan analisa dan evaluasi mingguan. “Setiap Senin, kami mengumpulkan kapolres untuk mempelajari data kejahatan mingguan. Dari sana kami menentukan strategi yang diperlukan untuk menekan angka kejahatan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kapolda juga menyampaikan bahwa data yang lebih rinci terkait rata-rata jumlah kejahatan di setiap Polres akan disampaikan oleh Karoops dalam evaluasi lebih lanjut.

Irjen Pol Karyoto juga berharap masyarakat tetap waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan di lingkungan masing-masing. Ia menegaskan, kolaborasi antara polisi dan masyarakat sangat penting untuk mencegah dan menangani potensi kejahatan yang muncul.

“Tingkat kejahatan yang meningkat, baik karena faktor konvensional maupun kejahatan berbasis teknologi, akan terus menjadi fokus utama Polda Metro Jaya dalam menjaga keamanan dan ketertiban di ibu kota”, pungkasnya mengakhiri sesi pemaparan pencapaian di sepanjang tahun 2024. (Irfan)

suara buana
suara buanahttps://suarabuana.com/
https://suarabuana.com/