Pedamaran, Suarabuana.com Dalam acara memperingati tahun baru Islam 1444 H dan istighosah Bersih Desa Sukapulih , Kepala Desa Sukapulih adakan pegelaran wayang semalam suntuk . Pegelaran wayang kulit tersebut mengambil tema lakon “Wahyu Ketentraman”
Tradisi Ruwat desa merupakan tradisi turun temurun kebudayaan adat Jawa
yang terus digelar setiap tahun. Sebagai contoh di Desa Sukapulih kecamatan Pedamaran kabupaten Ogan Komering Ilir ( OKI ) Sumatera Selatan berkolaborasi dengan penduduk pribumi dengan tidak mengurangi adat istiadat dan tradisi masing-masing.
Ruat desa adalah tradisi bersih desa atau sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang mana telah diberikan kesehatan, kesuburan tanah, hasil panen yang berlimpah, rasa aman dan lain sebagainya. Untuk menyempaikan pesan moral ini terhadap masyarakat tentulah melalui media wayang kulit, demikian dijelaskan oleh kepala desa Sukapulih, Imam Fahrulrozi
Pergelaran seni wayang kulit ini sengaja didatangkan dari luar desa, yaitu dari desa Batumarta kabupaten Ogan Komering ulu ( OKU ) dengan dalang yang sudah cukup ternama yaitu kidalang Toto Irawan, jelas nya lebih lanjut. Dimana dalam lakonnya cerita wayang dapat memberikan pesan – pesan moral kepada masyarakat yang dapat dan mudah di mengerti sehingga selain memberikan pesan moral tersebut juga menjadi hiburan yang cukup langkah bagi masyarakat setempat di samping itu juga acara ini bertepatan dengan pesta rakyat dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke – 77 tahun 2022.
Dalam acara sedekah bumi tersebut diundang juga tokoh-tokoh masyarakat tokoh agama serta masyarakat Sukapulih, juga unsur tripika, Bupati OKI, Listiadi Martin, ketua DPRD OKI, Alki pembina karang taruna kabupaten OKI, Made Hendrawan, Nyoman , Ketua Forum Kades Kecamatan Pedamaran Herson , Tokoh Pemuda semua unsur perangkat desa serta lembaga desa dan banyak lagi tokoh masyarakat lainnya.
Sebelum pagelaran dimulai tentulah acara Ruwat desa merupakan salah satu acara puncak dengan menggelar yasinan dan istiqosah, yang sengaja digelar di lapangan sepakbola di dusun dua dengan maksud agar dapat tertampung Dengan banyaknya pengunjung dan juga letaknya yang strategis yang dapat dijangkau dari berbagai tempat.
Diharapkan oleh Kapala desa Sukapulih, pagelaran seni wayang kulit dan Ruwat desa ini adalah untuk menjaga kelestarian tradisi budaya adat Jawa agar tidak musnah, sehingga pada gilirannya akan tercapai kesejahteraan, keamanan yang gemah Ripah loh jinawi , demikian pungkas Imam. (FUADI)