MEULABOH, SUARABUANA.com – Kala Matahari beranjak naik, aktivitas masyarakat di Sungai Bubon mulai bergeliat. Pada pagi di sungai itu, banyak warga yang menggantungkan aktivitasnya di sana. Di sungai itu pula, ada warga yang mandi, mencuci, dan menunaikan keperluan lain.
Gambaran aktivitas penduduk di sepanjang bantaran sungai itu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari PT Karya Tanah Subur (KTS), sungai ini berdampingan dengan parit buatan yang berada di belakang Pabrik PT KTS, yang mengalir langsung ke sungai Bubon.
Sungai Bubon sangat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar khususnya masyarakat Desa Desa Blang Sibeutong dan desa Cot Lada di Kecamatan Bubon, Aceh Barat yang merupakan desa ring 1 PT KTS, sebagai sumber kebutuhan air bersih, sebagai jalur transportasi sungai, dan sekarang untuk mata pencaharian masyarakat sekitar, seperti mencari ikan, dan budidaya tanaman enceng gondok.
Pada parit buatan yang mengalir langsung ke sungai Bubon tersebut terlihat tergenang sebuah persegi berukuran kurang lebih 2 meter x 3 meter, terpasang langsung di muara air yang mengalir di parit blok PT KTS. Mereka menamakan persegi tersebut dengan keramba pantau.
Ya, keramba pantau ini merupakan keramba atau tambak ikan yang diinisiasi dan dibuat khusus oleh tim Safety, Health and Environment (SHE) PT KTS dengan tujuan untuk mendeteksi dini kualitas air terutama dari hasil produksi pengolahan produk kelapa sawit (PKS) milik PT KTS.
Asisstant Safety, Health and Environment PT KTS, Eka Saksono, Kamis (16/5/2024) menjabarkan, bahwa dibuatnya keramba ini juga sebagai bentuk tanggung jawab PT KTS kepada masyarakat sekitar khususnya desa ring 1 yang langsung dialiri oleh sungai bubon ini. Selain sebagai detector kualitas air, keramba ini juga sebagai preventif atau pencegahan hasil dari olahan pabrik yang bisa langsung mengalir ke sungai.
“Kita pantau setiap pagi dan sore, ini untuk memantau jika Biological Oxygen Demand (BOD) dan PH melebihi baku mutu itu yang mempengaruhi kualitas air, otomatis ikan-ikan di keramba ini akan mati, karenanya kami beri nama keramba pantau” jelas Eka.
Keramba pantai ini telah dibuat sejak tahun 2019 lalu, awal pembuatan ada dua keramba, namun saat ini satu keramba sedang dalam proses perbaikan, yang masing-masing berkapasitas sekitar 500 ekor ikan berukuran sedang. Satu keramba diisi jenis ikan nila, satunya lagi berisi ikan bawal.
Menurut keterangan Community Development Area Manager Aceh, Riduan Manik, keramba pantau ini manfaatnya begitu besar bagi KTS, sejak 5 tahun terpasang belum pernah sama sekali ditemukan ikan yang mati akibat adanya kualitas air yang tidak baik ataupun pencemaran hasil dari pabrik.
“Semua ikan tumbuh dengan baik, bahkan manfaat lainnya kami jadi memanen ikan-ikan yang sudah besar, dan menggantinya dengan anakan ikan yang baru, sesuai dengan komitmen perusahaan terkait prinsip produksi bersih” pungkas Riduan.
Prinsip produksi bersih tersebut lebih lanjut Riduan memaparkan melalui pemanfaatan kembali limbah sesuai konsep 5R (reduce, reuse, recycle, refine & retrieve to energy), untuk tidak hanya melakukan pengelolaan dan pengolahan limbah namun juga terus berupaya untuk melakukan pengurangan limbah yang dihasilkan dari operasional perkebunan dan PKS.
Pengelolaan dan pemanfaatan limbah dilakukan secara mandiri oleh perusahaan untuk mendukung terciptanya kelestarian lingkungan dengan mempertimbangkan kelayakan secara ekologis, ekonomis dan dapat diterima oleh masyarakat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Tak hanya sampai disitu, manfaat lain yang juga dirasakan lebih oleh masyarakat dengan adanya keramba pantau ini, disampaikan oleh PIC Sustainability PT KTS, Marlian, sesekali jika ikan-ikan di keramba sudah siap panen, dipanen langsung oleh tim KTS, namun seringnya ikan-ikan ini dilepas liarkan ke sungai bubon untuk dimanfaatkan langsung oleh masyarakat desa ring 1 PT KTS.
“Ikannya bisa mencapai 250 ekor, kita lepas liar untuk dimanfaatkan oleh masyarakat yang menggunakan sungai tersebut bagi yang mencari ikan untuk dimakan, tentunya jadi bermanfaat untuk masyarakat sekitar” pungkas Marlian.
Ia berharap semoga ini bisa menjadi program rutin bantuan bagi masyarakat sekitar, sehingga keramba pantau ini memberikan banyak manfaat tidak hanya untuk PT KTS sendiri juga untuk masyarakat(Laporan Muhibbul Jamil)