BerandaDaerah Khusus JakartaHUT ke-52 PDI Perjuangan Dirayakan Secara Sederhana di Lenteng...

HUT ke-52 PDI Perjuangan Dirayakan Secara Sederhana di Lenteng Agung

Jakarta, SUARABUANA.com – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar acara HUT ke -52 partai berlambang kepala banteng tersebut di Sekolah Partai di Jl Lenteng Agung Raya, Jakarta Selatan pada Jumat (10/01/2025). Acara perayaan berlangsung secara sederhana, dihadiri sejumlah tokoh kunci kader partai diantaranya adalah Ketum Megawati Sukarnoputri, Ketua DPP PDIP bidang Politik Puan Maharani, Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat, serta para petinggi lain. Hadir pula anggota DPR RI terpilih Once Mekel , Adian Napitupulu serta gubernur dan wakil gubernur terpilih Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno.Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjelaskan HUT ke-52 partai tersebut dirayakan secara sederhana. “Saya bilang sama Sekjen, udahlah kita ini khan lagi prihatin, enggak usah rame-rame,” ujarnya saat memberikan sambutan di hari perayaan tersebut.Megawati awalnya berniat menggelar pesta ulang tahun partai secara besar-besaran, terutama tahun lalu menjelang hari pemilihan presiden periode 2024 s/d 2029. PDI Perjuangan mengusung calon presiden Ganjar Pranowo dan calon wakil presiden Mahfud MD memiliki keyakinan penuh dapat memenangkan kompetisi tersebut.

Dalam pidato politinya, Megawati menyentil adanya berbagai pihak yang ingin menguasai kursi ketua umum Partai PDIP, menjelang Kongres VI yang akan datang. “Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, telah terbiasa melewati sejumlah ujian sejak zaman orde baru, termasuk menjelang Kongres VI sudah mulai nampak,” ujarnya.

Dirinya menilai, apa yang terjadi saat ini, ibarat senam politik. “Senam itu seharusnya beraturan dan berirama, tapi kalau sudah seperti pencak silat maka tidak boleh kelihatan,” katanya sambil menunjukkan gerakan silat.

Disisi lain, Megawati juga membahas banyaknya para kader yang masih menginginkan dirinya untuk kembali memimpin PDIP periode 2025 s/d 2030. “Saya tidak mau memenuhi permintaan itu, jika para kader tidak solid dan tidak memiliki semangat yang sama. Tapi kalau saya tidak mau jadi Ketua umum, maka ada pihak yang diam-diam mengincar posisi Ketum,” ujar Megawati mengingatkan.

Lebih jauh Megawati juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada MPR dan Presiden Prabowo atas pencabutan TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967, tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno dan memulihkan nama baik Bung Karno.

“Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, yang telah merespon Pimpinan MPR, terkait tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno sebagai Presiden RI Pertama,” ucap Megawati dengan nada terharu.

Megawati juga menyampaikan bahwa Peringatan HUT ke -52 PDI Perjuangan menjadi hari istimewa, karena bersamaan dengan Pencabutan TAP MPRS tersebut.

Untuk Diketahui, dalam Keputusan MPR ditegaskan, bahwa tuduhan terhadap Soekarno terlibat dalam G 30 S PKI tak pernah terbukti dan batal demi Hukum. “Tak pernah ada proses hukum dalam bentuk apapun yang dilaksanakan Pemerintah saat itu, untuk membuktikan tuduhan tersebut, hingga Bung Karno wafat pada tanggal 21 Juni 1970,” jelas Megawati.

Diakhir sambutannya, Megawati menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus tulusnya, kepada seluruh rakyat Indonesia, atas pelurusan sejarah Bung Karno tersebut. “Yang terpenting bagi keluarga dan kaum patriotik pencinta Bung Karno, adalah rehabilitasi nama baik Bung Karno, sebagai seorang Proklamator Bangsa, Penggali Pancasila dan Bapak Bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Sementara itu, di kesempatan lain pada acara yang sama, awak media juga melakukan doorstop dengan Panda Nababan, salah satu politisi senior PDI Perjuangan. Beliau menyampaikan bahwa hubungan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto baik-baik saja. Hanya, menurutnya yang mengacaukan hubungan keduanya adalah mantan presiden Jokowi.

“Hubungan pribadi mereka itu baik. Yang bikin kacau itu khan Jokowi sendiri,” kata Panda di sela-sela doorstop pada saat ia hendak meninggalkan Sekolah Partai menjelang saat Maghrib. Ia mengatakan Jokowi telah bersikap tidak jujur kepada Megawati. Terlebih soal pilihan politiknya.

Untuk diketahui, pada Desember 2019 salah satu petinggi partai Gerindra, Andre Rosiade, yang kala itu menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi VI, pernah melontarkan kisah kepulangan Prabowo Subianto dari Yordania kembali ke Indonesia.

Kepulangan Prabowo tersebut, turut dibantu oleh sosok Taufik Kiemas (almarhum), suami Megawati. Sosok lain yang turut berjasa dibalik kepulangan Prabowo Subianto pada tahun 2000, adalah Megawati itu sendiri. Kala itu Megawati Sukarnoputri menjabat sebagai Wakil Presiden dari Presiden Abdurrahman Wahid (periode 1999 s/d 2001).

Pada saat itu menurut Andre, hubungan baik Prabowo dengan Megawati serta keluarganya lah yang ikut andil dalam membantu kepulangan Prabowo dari Yordania ke Tanah Air.

Selanjutnya Panda Nababan berujar bahwa, “Jokowi tidak bersikap jujur kepada bu Mega. Dia menciptakan missunderstanding. Menciptakan sentimen seakantidak mau Prabowo maju sebagai capres, begitu lho”. Ia mengatakan, Jokowi yang tak jujur memberi dukungan ke Prabowo di Pilpres, membuat hubungannya dengan Megawati menjadi kacau.

“Tapi kuncinya, Jokowi tidak terbuka, tidak jujur, mengatakan bahwa dia beralih dari Ganjar ke Prabowo. Itu cikal bakalnya,” begitu pungkasnya menhakhiri doorstop dengan awak media. (Irfan)

suara buana
suara buanahttps://suarabuana.com/
https://suarabuana.com/