SUARABUANA.com EMPAT tahun sudah, Majelis Taklim (MT) Balai Wartawan Kota Depok berdiri, menjadi oase rohani di tengah hiruk-pikuk dunia jurnalistik yang lebih kerap bergulat dengan realitas duniawi.
Dalam usia yang relatif muda, Majelis Taklim ini menunjukkan konsistensi luar biasa dalam menjaga semangat kebersamaan dan memperkuat nilai keimanan para insan pers.
Milad ke-4 tahun ini, tak sekadar menjadi perayaan simbolik. Majelis Taklim Balai Wartawan memulainya dengan langkah yang sarat maknal. Ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin di Banten, pada 1-2 November 2025. Bukan hanya perjalanan fisik menempuh jarak dari Depok ke Serang, tetapi juga perjalanan batin menembus ruang kesadaran spiritual yang lebih dalam.
Dibawah bimbingan Ustadz Syahruddin El Fikri dan Ustadz Salwani, puluhan jamaah majelis berangkat dengan niat tulus: menghidupkan kembali semangat introspeksi, menyadari kefanaan, dan meneladani perjuangan para ulama terdahulu.
“Ziarah ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi momentum untuk memperdalam kesadaran spiritual dan mempererat ukhuwah antar anggota majelis,” ungkap Ustadz Syahruddin
Bagi beliau, setiap langkah menuju makam wali bukanlah ziarah biasa, melainkan perjalanan menyelami pesan Ilahi. Dihadapan pusara Sultan Maulana Hasanuddin sang penyebar Islam di Banten, para jamaah diingatkan bahwa hidup sejatinya adalah persiapan menuju akhirat.
“Ketika kita sudah tiada, tidak ada yang bisa kita bawa kecuali tiga hal: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa dari anak atau sahabat-sahabat saleh. Karena itu, penting bagi kita untuk bersahabat dengan orang-orang baik agar kelak tetap dikenang dalam doa,” tutur Ustadz Syahruddin, mengutip sabda Nabi Muhammad SAW yang begitu lekat di hati.
Bagi jurnalis yang kesehariannya berkutat dengan berita dan fakta, perjalanan spiritual ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap narasi kehidupan, ada nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan yang harus dijaga. Ziarah menjadi ruang kontemplasi, menyeimbangkan antara kerja profesi dan kebutuhan rohani.
Lebih jauh, Ustadz Syahruddin menggaris-bawahi bahwa; kegiatan ini adalah bentuk nyata pengamalan sunnah Rasulullah SAW.
“Rasulullah menganjurkan umatnya untuk berziarah kubur agar kita senantiasa ingat pada kematian. Maka kegiatan ini bukan seremonial belaka, tapi momentum memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” paparnya.
Sementara itu, Ketua MT Balai Wartawan Kota Depok, Adie Rakasiwi menegaskan, bahwa; kegiatan ziarah ini merupakan pembuka rangkaian Milad ke-4. Dirinya berharap, momen ini menjadi pemantik semangat bagi seluruh anggota majelis untuk terus menebar manfaat dan menjaga keseimbangan antara profesi dan spiritualitas.
“Alhamdulillah, kegiatan ziarah ini menjadi agenda tahunan yang rutin kami laksanakan. Setiap tahun kami memilih lokasi berbeda agar jamaah dapat menimba hikmah dari berbagai ulama dan tokoh Islam di Nusantara,” ujarnya.
Lebih dari sekadar perjalanan rohani, kegiatan ini menjadi cerminan bagaimana majelis taklim para wartawan Depok terus bertumbuh. Di tengah dinamika industri media yang serba cepat dan penuh tekanan, MT, Balwan tampil sebagai wadah penyegar jiwa tempat para jurnalis menata hati, memperkuat iman, dan menumbuhkan rasa persaudaraan.
Empat tahun bukan waktu yang panjang, namun cukup untuk membuktikan keteguhan langkah. Majelis Taklim Balai Wartawan (MT. Balwan) Kota Depok mampu bertengger kuat. Bukan karena megahnya struktur, tetapi karena kokohnya nilai keimanan yang mereka rawat bersama.
Milad ke-4 ini menjadi titik refleksi, bahwa; dibalik pena dan kamera, insan pers pun butuh ruang untuk menundukkan kepala, mengingat Sang Pencipta serta meneguhkan niat bahwa setiap berita yang ditulis, sejatinya adalah bagian dari dakwah dan pengabdian. (®)
Penulis: Joko Warihnyo



