Jakarta, SUARABUANA.com – Karena tidak mendapat perhatian dari pihak pemerintah, warga masyarakat dan pengusaha di Kawasan Jl. Ir.H. Juanda Raya Jakarta Pusat melakukan aksi unjuk rasa dengan membentangkan Poster yang menyerukan “Stop Pelebaran Trotoar” karena pasti akan mematikan usaha unumnya kuliner mereka di sepanjang jalan Juanda Jakarta Pusat itu, pada hari Jumat 17 Juni 2022.
Eko Sriyanto Galgendu, Ketua Juanda Bisnis Komuniti mengungkapkan program pemerintah untuk mempercepat trotoar itu, kecuali akan mempercepat jalan, juga akan membatasi area parkir yang sangat tidak memadai, karena dari hampir 100 kendaraan yang selalu singgah parkir di kawasan jalan Juanda ini akan berkurang, ketika pelebaran trotoar dilakukan hingga cuma dapat memberi ruang parkir dalam jumlah belasan mobil saya, tandas Eko Sriyanto Galgendu yang langsung mengkoordinir aksi seusai sholat Jum’at kemarin.
Menurut Ketua Juanda Bisnis Komoniti ini, aksi sepanjang jalan Juanda itu terpaksa dilakukan, karena pihak pemerintah tidak memberi perhatian terhadap aspirasi warga dan pengusaha yang ada di kawasan Juanda Jakarta Pusat.
Program pelebaran trotoar di sepanjang jalan Juanda Jakarta Pusat ini akan diperlukan hingga menyisakan dua bahu jalan dan jalan khusus Trans Jakarta. Selebihnya akan diperuntukkan bagi pejalan kaki dan peserta, hingga dapat dipastikan mempersempit jalan raya untuk kendaraan umum serta mengurangi luas area parkir dalam jumlah yang sangat signifikan, hingga dapat dipastikan mematikan semua bentuk usaha kuliner umumnya yang ada di kawasan tersebut.
“Sesuai hasil kesepakatan dari pertemuan para pengusaha dengan warga masyarakat yang diwakili oleh Bapak RW dan RT setempat, maka kita sepakat akan melakukan aksi damai bersama dengan pemasangan spanduk”, kata Eko Sritanto Galgendu dalam realase resmi yang disampaikan sehari sebelum aksi di sepanjang jalan Juanda pada Jumat, 17 Juni 2022 itu dilakukan.
Sejumlah wakil pengusaha kuliner seperti dari pihak Soto Madura, Ajag Ijig, Happy Day dan RM. Sederhana hingga RM. Ayam Ancur dan Suto Gubeng maupun Bundo Sati mendapat dukungan penuh dari warga masyarakat setempat, karena mereka pun yang menggantungkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai pekerja maupun juru parkir di kawasan Juanda Raya ini pun sadar tengah terancam sumber penghasilannya.
Para pengusaha yang hadir juga tampak ikut dalam barisan aksi yang membentangkan poster penolakan terhadap pelebaran trotoar yang akan menggusur area parkir hingga akan tesisa yang sangat sedikit jumlahnya, hingga tidak mungkin bisa memberi tempat leluasa bagi para pelanggan tetap kuliner yang saja mulai terbebas dari himpunan Covid-19 yang sempat membuat usaha mereka nyaris kolam.
Informasi yang diperoleh dari pengusaha serta warga setempat, aksi unjuk rasa lanjutan sedang dijalankan untuk menyambangi langsung DPRD dan Gubernur DKI Jakarta untuk mendesak agar rencana pelebaran trotoar di jalan Juanda Raya itu nanti tetap memberi tempat yang leluasa untuk parkir kendaraan. Jika tidak, itu artinya pemerintah tidak berpihak kepada pengusaha, atau bahkan ingin membunuh pengusaha dan warga yang akan kehilangan mata oencagariannya, tandas seorang pengusaha yang bermohon untuk disebutkan identitasnya. Meski untuk memperjuangkan aspirasi warga dan pengusaha, ia siap pasang badan dan aksi lanjutan ke DPRD dan Gubernur DKI Jakarta.
Demikian juga tekad warga dari Kampung Kingkit kawasan Juanda yang cukup banyak bekerja sebagai juru parkir maupun karyawan di kawasan Jl. Juanda Raya Jakarta Pusat, menyatakan siap melakukan aksi unjuk rasa lanjutan, jika tidak segera mendapat perhatian dari pemerintah. Sebab hidup dan masa depan serta nasib kami semua, kata warga yang juga mohon untuk tidak disebutkan identitas dirinya ini, menyadari hidupnya sangat tergantung pada usaha kuliner di sekitar jalan Juanda Raya Jakarta Pusat. Pernyataan serupa diamini pula oleh seorang juru parkir yang masih harus membesarkan ketiga orang anaknya.(JE)