BerandaDaerah Khusus JakartaAcara Peluncuran Buku dan Talkshow Literasi Mahkamah Konstitusi berlangsung...

Acara Peluncuran Buku dan Talkshow Literasi Mahkamah Konstitusi berlangsung Lancar dan Kondusif

Jakarta Pusat, SUARABUANA.com – Sebagai upaya meningkatkan literasi masyarakat, Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar Peluncuran Buku dan Talkshow Literasi Konstitusi pada Senin (16/12/2024) di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jl Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat. . Acara diibuka oleh Wakil Ketua MK Saldi Isra, acara tersebut dilakukan secara luring dan daring.Dalam sambutannya, Saldi menyampaikan kegiatan peluncuran ini merupakan bentuk komitmen untuk menggerakkan internal, selain menyelesaikan pekerjaan. Sejak 2019, berkomitmen bersama ini berlangsung dari tahun ke tahun, ditulis oleh para pegawai di lingkungan Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal MK. Ia mengungkapkan tak membayangkan akan meluncurkan sebanyak 38 buku karena MK dihadapkan pada pekerjaan yang sangat berat sejak Maret hingga Agustus 2024, yakni menangani sengketa hasil Pemilihan Umum Tahun 2024. “Tahun ini kami memutus PUU sebanyak 158 putusan sambil memutus sengketa Pilkada yang sudah ada di hadapan mata,” ujar Saldi.

Saldi berharap dengan jumlah orang yang terbatas di lingkungan Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal MK tetap dapat terus menulis. “Tahun depan mudah-mudahan yang diluncurkan ke publik lebih banyak. Setidaknya asisten ahli hakim konstitusi mengeluarkan satu buku,” harap Saldi.

Sementara itu, Plt. Kepala Perpusnas RI yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Adin Bindar menyampaikan swsuai dengan amanah UUD 1945, setiap warga negara berhak ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa—salah satunya dengan melaksanakan kegiatan ini. Adin menambahkan budaya literasi penting untuk menuju masyarakat berpengetahuan dan kreatif. Selain itu, fungsi dan tugas Perpusnas bukan hanya memiliki tugas tertutup dengan melayani pembaca dan pemustaka. Namun, lanjutnya, perpustakaan sebagai ruang terbuka untuk meningkatkan kreativitas. Transformasi perpustakaan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan dan membangun budaya membaca. “Ini yang kami maknai sebagai salah satu langkah strategis untuk lahirnya kesadaran tinggi bagi masyarakat Indonesia,” ucap Adin.

Kemudian, Adin menyampaikan apresiasi sangat tinggi atas upaya yang diinisasi oleh MK melalui tulisan atau buku bagi mahasiswa dan masyarakat serta bagi Perpusnas untuk menambahkan diseminasi hukum.

Ketua MK periode 2003 – 2008 Jimly Asshiddiqie yang memberikan ceramah kunci menyatakan kegiatan ini penting agar hakim akrab dengan kegiatan menulis, membaca, dan berdebat. Orang yang mampu berdebat substantif akrab dengan budaya membaca dan menulis. “Ini harus menjadi budaya di lembaga peradilan,” ujarnya.

Sebagai rangkaian kegiatan, digelar pula Talkshow Literasi dengan narasumber, yakni Hakim Konstitusi periode 2015 – 2020 sekaligus Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Udayana I Dewa Gede Palguna, Guru Besar Ilmu Hukum UII Ni’matul Huda, serta Pemimpin Redaksi KOMPAS Sutta Dharmasaputra.

I Dewa Gede Palguna menilai bahwa kemampuan menulis tentang filsafat hukum saat ini belum banyak dilakukan oleh kalangan akademisi. Menurutnya hal itu seharusnya menjadi cambuk bagi kalangan kampus untuk menulis soal itu.

“Kemampuan menulis tentang filsafat hukum sebagaimana dilakukan oleh orang Mahkamah Konstitusi (MK) menurut saya luar biasa, bahkan kalangan kampus pun tidak banyak yang punya kemampuan menulis seperti itu,” ujar Palguna kepada wartawan seusai mengisi sesi Narasumber.

Palguna menyebut sosok ahli hukum yang bernama Bagir Manan yang tiada henti-hentinya menulis. Menurutnya semangat seperti itu patut ditonjolkan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh MK saat ini. “Lingkungan kampus menjadi tempat dimana semangat dan pencerdasan tersebut dmulai. Bukan tidak mungkin, dengan banyaknya muncul buku-buku tersebut bisa melahirkan disertasi yang mengambil referensi dari buku-buju tersebut,” kata Palguna.

Dengan diluncurkannya buku oleh MK, ia berharap menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan pelajar untuk melakukan kajian terhadap Mahkamah Konstitusi dengan segala cara, termasuk diantaranya mengizinkan melakukan kritik. Kemudian bagi kalangan muda menjadi tergelitik untuk menulis dengan semangat sebagaimana yang ditunjukkan oleh mereka para penulis.

“Terus terang saya kagum dan senang dengan mereka (MK), dan lebih senang lagi karena saya pernah menjadi bagian dari mereka,” tutupnya mengakhiri pembicaraan dengan awak media. (Irfan)

suara buana
suara buanahttps://suarabuana.com/
https://suarabuana.com/