JOMBANG, Suarabuana.com_
Menjelang dekade keempat khidmah Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa, semangat kemandirian mulai ditiupkan dari “Kota Santri” Jombang. Padepokan Lingpasraga bersama PNIB Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu, di bawah bimbingan Kang Edy Riyanto dan AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), menyelenggarakan Workshop Kewirausahaan dan Leadership bagi para pendekar santri Pagarnusa di Jombang, Minggu (28/12/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-40 Pagar Nusa, yang bertujuan merefleksikan peran pendekar agar tidak hanya piawai dalam melestarikan budaya pencak silat, menjaga ulama dan bangsa secara fisik, tetapi juga tangguh secara ekonomi, Ujar Kang Edi Riyanto.
Pendekar Santri harus Berdikari secara ekonomi
Gus Wal, selaku Ketum PNIB dan pembina padepokan Lingpasraga, menegaskan bahwa memasuki usia ke-40, Pagar Nusa harus mampu menjawab tantangan zaman. Menurutnya, ghiroh (semangat) bela diri harus dibarengi dengan kemandirian finansial agar organisasi tetap kuat, kokoh, berdaya, digdaya dan bermartabat.
”Di usia kematangan 40 tahun ini, kita ingin mencetak kader pendekar santri yang kaffah (menyeluruh). Pendekar Santri Pagar Nusa harus memiliki mentalitas tangan di atas. Menjaga kedaulatan ekonomi melalui kewirausahaan adalah bentuk ijtihad kita untuk memperkuat kemandirian jamaah dan jam’iyah,” tegas Kang Yanto didampingi oleh H Abdul Rokhim Pengurus PW Pagar Nusa Jawa Timur dalam sambutannya yang sarat akan nilai-nilai perjuangan Berbasis Aswaja An-Nahdliyah.
Selain sektor ekonomi, workshop ini menaruh perhatian besar pada aspek kepemimpinan (leadership). Peserta dibekali materi manajemen organisasi modern namun tetap bersandar pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja):
Tawazzun (Seimbang): Menyeimbangkan antara pengabdian organisasi dan profesionalisme bisnis.
Akselerasi UMKM: Mendorong pendekar memiliki unit usaha mandiri sebagai penopang ekonomi keluarga dan organisasi.
Networking Lintas Sektor: Mempererat silaturahmi antar-kader Lingpasraga untuk menciptakan ekosistem bisnis yang saling menguatkan (ta’awun).
Menjaga Warisan Kiai dari Jombang
Pemilihan Jombang sebagai lokasi acara memiliki nilai historis yang mendalam. Sebagai tempat lahirnya Nahdlatul Ulama, Jombang menjadi pengingat bahwa Pagar Nusa adalah pagar pesantren dan penjaga kiai.
Para peserta, yang mayoritas merupakan generasi muda pendekar santri Pagar Nusa, tampak antusias mengikuti sesi diskusi dan pelatihan kewirausahaan yang diawal ini membuat Pigora dan Meja rias yang memanfaatkan limbah kayu. Inisiatif Padepokan Lingpasraga ini diharapkan menjadi pemantik bagi padepokan cabang-cabang lain untuk mulai memikirkan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di luar aspek teknis bela diri.
Melalui workshop ini, Lingpasraga membuktikan bahwa menjadi pendekar santri berarti siap berkhidmah untuk NU, agama dan bangsa dengan mental pemimpin dan jiwa pengusaha, terang Gus Wal.
Melalui Workshop Kewirausahaan dan Leadership ini padepokan Lingpasraga mengajak kepada seluruh pimpinan cabang, pimpinan wilayah dan pimpinan pusat Pagar Nusa untuk menginisiasi pembentukan BUPN, Badan Usaha Pagar Nusa sebagai wujud kreatifitas dan pemberdayaan ekonomi yang bermanfaat bagi padepokan dan santri pendekar pagar nusa, pungkas Gus Wal. (AGUNG)



