BerandaJawa TengahDi Balik Proyek Megahnya Bendungan Cabean: Kisah Sunyi Perjuangan...

Di Balik Proyek Megahnya Bendungan Cabean: Kisah Sunyi Perjuangan di Todanan

BLORA, SUARABUANA.com  – Di balik megahnya pembangunan Bendungan Cabean di Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tersimpan kisah perjuangan panjang yang nyaris tak terdengar.

Proyek strategis nasional yang bersumber dari APBN dengan nilai anggaran antara Rp499 miliar hingga Rp571 miliar itu bukan hanya tentang beton, alat berat, dan perencanaan teknis. Ia juga menyimpan cerita keberanian, ancaman, dan idealisme seorang jurnalis desa dari media NASIONALXPOS.CO.ID bernama Riyan.

Proses awal Kegiatan Detail Engering Desain (DED) Bendungan Cabean lokasi di desa Karanganyar Todanan dimulai sekitar Mei 2022. Saat itu, Pemakarsa Kegiatan BBWS Pamali Juana tengah melakukan Penyusunan Dokumen Pengadaan Tanah .

Namun, upaya tersebut tidak berjalan mulus. Penolakan keras datang dari warga terdampak di Desa Karanganyar dan Desa Todanan. Tanah yang selama ini menjadi sumber penghidupan mereka terancam tergenang.

Aksi protes pun meletup. Sepanjang jalan desa dipenuhi coretan bernada penolakan terhadap rencana pembangunan bendungan. Warga menyuarakan kecemasan akan hilangnya lahan pertanian, mata pencaharian, dan ruang hidup mereka.

Dalam situasi memanas itu, pada Jumat, 1 April 2022 Dasiran selaku Camat Todanan mengambil langkah mediasi. Ia mempertemukan Riyan dengan Dian Kustiani dari Konsultan Pengadaan tanah , serta Dewi Shinta Rulisyani selaku PPK Perencanaan dan Program dari BBWS Pemali Juana.

Dari pertemuan tersebut, lahirlah sebuah kesepakatan: Riyan diminta untuk membantu proses mediasi dengan warga terdampak, agar berjalan lancar dan kondusif. Ada pula catatan dari pihak BBWS Pemali, jika proses tersebut sukses, Riyan akan dilibatkan dalam pekerjaan konstruksi Bendungan Cabean ke depan.

Tugas itu bukan perkara mudah. Riyan yang menggandeng beberapa temannya yaitu Fuad, Supri dan Yudi, kemudian bersama tim pengadaan tanah mulai melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada warga terdampak.

Salah satu momen paling menegangkan terjadi pada sore hari di bulan Ramadhan 2022. Bersama Dasiran Camat Todanan, Riyan mendatangi rumah warga di Kalisoko untuk melakukan sosialisasi secara persuasif.

Alih-alih sambutan hangat, ancaman justru mereka terima. Ada warga yang mengancam dengan linggis, bahkan menyebut bacok sebagai konsekuensi jika proyek tetap dipaksakan.

Dalam perjalanan pulang, keduanya hanya bisa menghela napas panjang.

“Apa ya Pak nanti yang kita dapatkan? Sampai nyawa kita jadi taruhan,” tanya Riyan kepada Camat Todanan.

“Gak tahu. Yang penting kita berjuang agar daerah kita maju,” jawab Dasiran singkat, namun sarat makna.

Penolakan demi penolakan membuat proses pengisian kuesioner (questionnair) kerap buntu. Bersama Dian Kustiani ketua tim pengadaan Tanah , Riyan menggelar rapat kecil untuk menyusun strategi sosialisasi. Akhirnya diputuskan, sosialisasi dilakukan pada malam hari di bulan Ramadhan 2022, bertempat di Balai Desa Todanan.

Kegiatan itu diikuti warga terdampak dari Dukuh Jomblang dan dipimpin langsung oleh Sugianto, Kepala Desa Todanan, Dasiran Camat Todanan dan Dian Kustianidari pihak Konsultan.

Dari forum tersebut, muncul secercah harapan. Dialog mulai terbuka, emosi perlahan mereda.

Usai Lebaran 2022, sosialisasi lanjutan digelar di rumah Kepala Dusun Kalisoko. Pada kesempatan itu, Riyan melibatkan Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Kabupaten Blora, yang dihadiri Bambang Wijanarko, Eko Kotak dan Joko Suprayitno atau yang akrab disapa Joko Sembung.

“Alhamdulillah, dari hasil sosialisasi usai Lebaran 2022 tersebut, warga akhirnya menerima adanya Bendungan Cabean, dengan catatan dipulihkannya mata pencaharian warga terdampak,” ungkap Riyan.

Meski kesepakatan mulai tercapai, pendekatan tidak berhenti. Riyan bersama pihak terkait terus melakukan komunikasi dengan warga dan tokoh masyarakat.

Perlahan, proses pengadaan tanah hingga tahapan lanjutan berjalan aman dan kondusif, hingga akhirnya berujung pada pembayaran ganti untung kepada warga pada Desember 2025.

Kini Bendungan Cabean sudah mulai tahap pengerjaan, yang tentunya menjadi simbol pembangunan dan harapan baru bagi Blora. Namun di balik kemegahan itu, tersimpan kisah sunyi tentang perjuangan yang nyaris luput dari sorotan.

Sebuah perjuangan yang barangkali hanya tercatat dalam ingatan mereka yang pernah mempertaruhkan rasa takut, tenaga, bahkan nyawa – tanpa tepuk tangan, tanpa panggung, dan tanpa pengakuan.

Apalah daya, perjuangan tetaplah perjuangan, janji tinggal janji. Kadang ia selesai tanpa pernah benar-benar diperhatikan.(MKh)

suara buana
suara buanahttps://suarabuana.com/
https://suarabuana.com/