BerandaDaerahPNIB: Waspada Medsos Dan Game Online Jadi Alat Propaganda...

PNIB: Waspada Medsos Dan Game Online Jadi Alat Propaganda Penyebaran Intoleransi, Khilafah, Anarkisme Dan Terorisme

Jombang, Suarabuana.com_
Pada senin 27 Oktober 2025 (27/10/2025) yang masih dalam suasana memperingati hari santri 2025 dan menyambut hari sumpah pemuda 2025 Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) yang dipimpin oleh Ketua Umumnya Gus Wal (AR Waluyo Wasis Nugroho) mengingatkan seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap infiltrasi ideologi wahabi, Khilafah radikalisme terorisme melalui platform media sosial dan game online. Ancaman ini bukan lagi sekedar wacana dan bukan sebuah paranoid, melainkan realitas yang mengintai di balik layar gadget kita sehari-hari yang mengincar usia produktif terutama generasi muda Gen Z, dan bahkan anak usia dini, terang Gus Wal.

Media Sosial – Medan Perang Ideologi Baru

Di era digital ini, media sosial telah bertransformasi menjadi medan pertempuran ideologi yang tidak kasat mata namun sangat berbahaya. Kelompok-kelompok wahabi, Khilafah Radikalisme Terorisme yang melahirkan Intoleransi secara sistematis memanfaatkan algoritma platform digital untuk menyebarkan narasi intoleransi, paham khilafah, ajakan anarkisme, hingga rekrutmen untuk menjadi pelaku terorisme, urai Gus Wal

Mereka menggunakan konten yang dikemas menarik—mulai dari meme, video pendek, hingga infografis, bahkan game online untuk menjangkau target utama mereka: generasi muda yang aktif di dunia maya. Propaganda ini dirancang untuk meracuni pemikiran, mengikis toleransi, dan menanamkan kebencian terhadap Pancasila dan NKRI, lanjut Gus Wal

Game Online – Pintu Masuk yang Tersembunyi

Lebih mengkhawatirkan lagi, game online kini juga dijadikan media propaganda terselubung. Melalui fitur chat, forum komunitas, hingga grup clan, para propagandis menyusup untuk melakukan pendekatan personal kepada pemain—terutama anak-anak dan remaja yang rentan terpengaruh, terang Gus Wal.

Mereka membangun kedekatan emosional terlebih dahulu, kemudian secara perlahan menyisipkan narasi radikal, mengajak bergabung dalam grup tertutup, hingga proses doktrinasi yang lebih intens. Tanpa pengawasan yang memadai, anak-anak kita bisa menjadi korban tanpa kita sadari, ujar Gus Wal

Bahaya Nyata yang Mengancam

“Kita tidak boleh meremehkan ancaman ini,” tegas Gus Wal. “Media sosial dan game online telah menjadi ladang subur bagi penyebaran ideologi Wahabi Khilafah radikalisme anarkisme Terorisme yang melahirka intoleransi sebagai bibit awal yang jelas sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Gus Wal.

Dampak dari propaganda digital ini sangat serius:
– Intoleransi yang menghancurkan keberagaman Bhinneka tunggal ika dan persatuan bangsa
– Paham khilafah yang menolak Pancasila dan sistem demokrasi
– Anarkisme yang mengancam ketertiban dan keamanan publik
– Terorisme yang membawa kehancuran dan penderitaan bagi rakyat san bangsa Indonesia

PNIB mengajak seluruh komponen bangsa untuk:

1. Orang Tua meningkatkan literasi digital dan awasi aktivitas online anak-anak. Jalin komunikasi terbuka tentang konten yang mereka konsumsi.

2. Pemerintah perketat pengawasan konten digital dan tingkatkan kerja sama dengan platform media sosial untuk mendeteksi dan memblokir akun-akun propaganda radikal.

3. Penyelenggara Platform bertanggung jawab dalam moderasi konten dan laporkan aktivitas mencurigakan kepada aparat.

4. Masyarakat jangan mudah terpengaruh konten provokatif. Verifikasi informasi sebelum menyebarkan. Laporkan konten atau akun yang menyebarkan ideologi radikal.

5. Generasi Muda jadilah pengguna media sosial yang cerdas dan kritis. Jangan biarkan diri menjadi korban atau bahkan alat propaganda yang merusak bangsa.

Bersama Jaga NKRI, Tolak dan lawan Intoleransi, wahabi Khilafah Radikalisme Anarkisme Toleransi, papar Gus Wal.

Indonesia adalah negara yang bersazkan Pancasila yang menjunjung tinggi kebhinnekaan. Mari bersama-sama membentengi diri dan generasi penerus masa depan bangsa dari ancaman intoleransi wahabi Khilafah radikalisme anarkisne terorisme di dunia digital dan dunia nyata. Laporkan konten atau aktivitas mencurigakan melalui saluran resmi kepolisian atau Komdigi, ujar Gus Wal.

Waspada adalah kunci. Literasi digital adalah tameng. Pancasila adalah dasar, identias dan jati diri kita bangsa Indonesia, urai Gus Wal.

PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu)
Ketua Umum: (Waluyo Wasis Nugroho)
Bersatu senantiasa mengajak untuk memperkuat NASAB Nasionalisme Kebangsaan, Toleransi Moderasi Beragama dan melestarikan adat budaya Nusantara, Jaga Bangsa, bela negara, lestarikan pancasila dan merawat tradisi budaya Nusantara, tutup Gus Wal. (AGUNG)

suara buana
suara buanahttps://suarabuana.com/
https://suarabuana.com/