Lhokseumawe, SUARABUANA.com– Aktivis sosial Sofyan S. Sos menyoroti peran Bank Syariah Indonesia (BSI) di Lhokseumawe yang dinilainya belum tampil sebagai penggerak utama ekonomi bersyariat.
Di tengah geliat kota industri lama itu, denyut ekonomi rakyat justru masih digerakkan oleh praktik rentenir yang menjerat pelaku usaha kecil.
“Selama BSI belum turun ke pasar rakyat, ekonomi syariah hanya tinggal slogan,” ujar Sofyan, Sabtu (25 Oktober 2025).
Ia menilai kehadiran bank syariah di Aceh seharusnya menjadi angin segar bagi pelaku UMKM — memberi ruang permodalan tanpa riba dan menghadirkan sistem keuangan yang berkeadilan. Namun kenyataan di lapangan, kata Sofyan, belum sejalan dengan semangat itu.
“Kita butuh langkah nyata, bukan hanya branding syariah. BSI harus hadir sebagai mitra rakyat, bukan sekadar lembaga formal dengan gedung modern,” ujarnya.
Menurut Sofyan, Lhokseumawe memiliki potensi besar untuk menjadi episentrum ekonomi syariah di Aceh, jika BSI berani memposisikan diri sebagai lokomotif perubahan. Edukasi dan pendampingan pelaku UMKM, katanya, harus menjadi prioritas agar ekonomi tanpa riba benar-benar berakar di masyarakat.
Ia juga meminta pemerintah kota Lhokseumawe mendorong kolaborasi aktif antara BSI dan pelaku ekonomi lokal.
“Syariah itu bukan sekadar sistem, tapi nilai. Dan nilai itu harus hidup di tengah rakyat,” pungkas Sofyan.



