Pedamaran OKI – suarabuana.com – Kepala SDN 5 Pedamaran, Sri Astuti, S.Pd melalui suaminya, Adi Abraham, membantah tudingan istrinya arogan dalam memimpin.
Adi yang mendapatkan mandat menjawab konfirmasi media dari sang istri menjelaskan, jika gaji para guru honorer yang selama ini dituduhkan dipotong itu tidak benar.”Itu semua sudah dirapatkan. Dan guru honorer yang masuk dapodik rela kalau gaji mereka dikurangi untuk diberikan ke guru honorer yang belum masuk dapodik. “jelas Adi, kepada media, Sabtu (4/10/25).Menurut Adi, rapat tersebut telah disepakati oleh Ibu Putri seorang guru honorer masuk data dapodik yang sukarela gaji mereka dikurangi.”Jadi ini keputusan kesepakatan bersama.”ujar Adi.
Terkait dirinya memiliki peranan di sekolah, karena selalu memimpin rapat. Adi juga membantah. “Tidak benar saya ini hanya diperbantukan di sekolah ini.”katanya.
Adi bahkan menegaskan sebagai seorang guru justru istrinya siap dikembalikan jadi guru biasa. “Kita ini siap di tempatkan dimana saja. Kalaupun jadi guru biasa juga siap.”tegasnya.
Mengenai istrinya belum cukup syarat menjabat kepala sekolah karena golongan 3B. Adi enggan menjawab. “Nah kalau soal itu saya tidak bisa menjelaskan. Silahkan tanyakan ke Dinas Pendidikan saja.”sarannya.
Adapun Kepala SDN 5 Pedamaran, Sri Astuti enggan menemui awak media. Sri hanya memerintahkan suaminya untuk menjawab konfirmasi terkait keluhan sejumlah guru di sekolah tersebut. “Saat ini lagi rapat. Tapi ini jawaban resmi dari beliau yang diwakilkan ke saya. “kata sang suami.
Diketahui puluhan guru di SD Negeri 5 Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) hilang kesabaran. Pasalnya kepala sekolah mereka, Sri Astuti, S.Pd yang baru empat bulan bertugas dinilai bertindak arogan dalam memimpin sekolah tersebut.
Menurut salah seorang guru honorer di sekolah itu, selama menjadi kepala sekolah Sri Astuti dinilai bertindak semena-mena. Praktik nepotisme pun terlihat jelas selama kepemimpinannya. Dia membawa suami dan adiknya menjadi guru honorer.
Gaji para guru honorer yang selama ini telah mengabdi bertahun -tahun diduga “disunat”. Sementara suami dan adiknya yang baru masuk kerja beberapa bulan telah menikmati gaji lebih besar ketimbang para guru lama.
“Gaji saya hilang sebulan. Bahkan seorang operator kami yang memiliki tugas berat dari Rp 3 juta per triwulan. Kini hanya dibayar Rp 1 juta. Sementara suami kepsek menerima Rp 1,5 juta dan adiknya lebih besar dari kami . Padahal baru ngajar.”ujar salah seorang guru honorer di sekolah tersebut, Jumat (3/10/25)
Menurut guru ini, total jumlah guru honorer baik yang masuk dapodik maupun belum ada 30 an orang. “Dan semuanya tidak senang dengan Sri Astuti, karena tidak mencerminkan sosok pemimpin yang mengayomi. Kami ingin yang bersangkutan diganti.”ungkapnya.
Menurut sumber ini, adik kepala sekolah yang mengajar olahraga bukanlah berlatarbelakang sarjana pendidikan.”Yang bersangkutan adalah sarjana farmasi. Hal ini tidak sinkron, namun seolah dipaksakan untuk jadi guru.”jelasnya.
Disisi lain kata guru ini, kehadiran suami kepala sekolah yang diangkat sebagai guru baca tulis Al-Qur’an di sekolah tersebut selalu bertindak sewenang-wenang. “Bahkan setiap ada rapat suaminya yang justru yang memimpin rapat. Inikan aneh.”ujarnya.
Selain itu, para guru honorer juga mempertanyakan kepangkatan kepala sekolah yang dinilai belum layak menjadi kepala sekolah karena golongannya baru 3B. Bahkan yang bersangkutan terlalu prematur karena baru diangkat jadi PNS di tahun 2019. Padahal untuk menjadi kepala sekolah minimal pernah menjadi guru selama 8 tahun.
” Sementara Plt kepala sekolah yang lama, Ibu Rita dengan golongan 3D, memiliki sertifikat cakep (calon kepala sekolah), guru penggerak justru diganti. Artinya Dinas Pendidikan OKI tidak selektif dalam menempatkan seseorang untuk menjadi kepala sekolah.”cetusnya.
Sambungnya, dalam pengelolaan dana BOS kepala sekolah dinilai tak transparan karena tidak melibatkan bendahara.” Bahkan bendahara saat ini mengundurkan diri.”katanya seraya berharap agar kepala sekolah tersebut diganti demi kemajuan pendidikan di SD Negeri 5 Pedamaran.
Tokoh masyarakat Pedamaran, Roki’in Mat itar, telah mengirimkan surat kepada Bupati OKI, H Muchendi Mahzareki meminta agar Kepala SD Negeri 5 Pedamaran diganti.
“Para guru honorer ngadu ke rumah saya. Mereka menceritakan keluhan atas prilaku kepala sekolah mereka. Semoga Pak Muchendi mendengarkan keluhan para guru ini. Karena ini menyangkut nama baik sekolah.”harapnya. (TIM – FWP)