Yogyakarta, Suarabuana.com –
Perang genosida Palestina dan Israel yang tengah berkecamuk menjadi keprihatinan di berbagai belahan dunia. Korban harta benda hingga jiwa berjatuhan setiap hari dari para warga di Palestina. Berbagai bentuk solidaritas Palestina hingga hujatan kepada Israel menggema di berbagai negara berharap dihentikannya perang yang telah berlangsung puluhan tahun.Aksi demo bela Palestina terjadi juga di berbagai daerah di Indonesia yang dilakukan oleh berbagai organisasi dan elemen masyarakat. Tuntutan menghentikan peperangan, mengutuk Israel dan Amerika yang bersekongkol hingga penggalangan dana bantuan kemanusiaan disuarakan secara terbuka, namun dalam perkembangannya aksi bela Palestina tersebut selalu ditunggangi kelompok massa HTI dan Khilafah dengan agenda tertentu.
Minggu 2 Februari 2025 aksi demo bela Palestina terjadi didepan Gedung Grahadi kota Surabaya Jawa Timur yang dilakukan oleh kelompok HTI yang sudah dilarang dan pengikut khilafah. Ormas lintas suku, Agama, budaya dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) mengutuk keras aksi dari kelompok terlarang tersebut.
Hari ini kita kecolongan lagi dengan aksi mereka, aparat kepolisian kota Surabaya terkesan membiarkan aksi propaganda khilafah yang berkedok perayaan Isro’ Mi’raj dan kemanusiaan bela palestina. Selama ini dalam setiap aksi ataupun kegiatan mereka kelompok tersebut selalu membawa Bendera dan spanduk yang mereka bawa lebih banyak menyuarakan tegaknya khilafah di Indonesia. Kelompok HTI dan khilafah yang sudah jelas dilarang karena anti Pancasila masih bertingkah dengan bebas menyuarakan ideologi khilafah sebagai solusi perang di Palestina. Kelompok sarabpatigenah itu memanfaatkan keprihatinan kita demi menghasut dan memecah belah umat islam dan rakyat Indonesia” ungkap Gus Wal ketua umum PNIB kepada awak media menanggapi aksi tersebut.
Seperti yang sering terjadj dalam setiap aksi mereka, Ratusan massa dengan atribut HTI dan khilafah yang bergerak terkoordinasi di seputar gedung Grahadi Surabaya berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Disinyalir aksi mereka dilakukan tanpa ijin atau pemberitahuan kepada pihak kepolisian.
“PNIB menduga keras aksi mereka tanpa ijin dan pemberitahuan dari pihak keamanan sebab sebagai organisasi terlarang mereka dilarang melakukan kegiatan apapun, terlebih dihari minggu atau libur. Kehadiran mereka lebih banyak mudhorotnya dengan menunggangi isu kemanusiaan bela palestina dan perayaan Isro’ Mi’raj yang justru mengagendakan penyebaran ideologi negara khilafah. PNIB meminta aparat kepolisian Surabaya dan Jawa Timur untuk mengusut tuntas aksi tersebut sebagaimana sebelumnya telah menindak tegas pawai konvoi khilafah oleh kelompok Khilafatul Muslimin dan menjebloskan ke penjara pimpinannya atas laporan PNIB beberapa tahun lalu. Negara tidak boleh lengah dan kalah menghadapi kelicikan mereka dengan dalih apapun” imbuh Gus Wal
Aksi bela Palenstina seharusnya tanpa adanya bendera, simbol dan propoganda Khilafah dan seharusnya lebih mengedepankan mendorong penghentian peperangan agar tidak menimbulkan bertambahnya korban. Begitu pula aksi yang dilakukan di berbagai negara beberapa hari terakhir ini. Dana batuan kemanusiaan sebagai bentuk solidaritas juga berdatangan dari penjuru dunia untuk warga Palestina. Mereka yang kehilangan sanak keluarga, pekerjaan dan tempat tinggal hanya berharap uluran tangan kita sebagai sesama manusia untuk bertahan hidup di tengah konflik militer.
“Jangan pernah percaya pada kelompok HTI dan khilafah dimanapun berada yang melakukan aksi kemanusiaan bela palestina terlebih meminta donasi sumbangan. Kemungknan besar tidak pernah sampai ke Palestina yang ada justru digunakan untuk menyuburkan dan operasional upaya menegakkan khilafah dan Terorisme di Indonesia. PNIB meyakini mereka hanya menunggangi aksi kemanusiaan bela palestina namun sesungguhnya berupaya memecah belah kemanusiaan, kerukunan kedamaian rakyat Indonesia dan mempropogandakan Khilafah Terorisme, Dan kami meminta dengan sangat kepada Densus 88, Polri Dan TNI untuk tidak ragu ragu menindak tegas aksi aksi dan kegiatan HTI yang mencoba bangkit kembali ingin melakukan makar mendirikan negara khilafah di Indonesia, Negara Tidak Boleh Kalah, Negara Harus Menang” tegas Gus Wal di akhir pernyataannya. (AGUNG)